Waktu itu bokap dan nyokap sedang
keluar kota. di rumah hanya ada aku dan dua orang adikku saja. yang satu sudah
kuliah sementara yang satu lagi masih sekolah. adikku yang sudah kuliah
mengajak beberapa temannya untuk datang menginap di rumah kami. sembari bermain
dengan adikku, sekalian juga ikut menjaga rumah.
Dari 10 orang , ada satu yang
sungguh menarik perhatianku. dia baru saja lulus sma, anaknya cakep, tinggi
tapi tidak terlalu besar badannya. tapi yang gua suka darinya, bulunya itu,
lebat benar. kalau dia memakai baju kaus yang longgar dan dia mengangkat tangannya,
aku suka mengintip bulu-bulu di ketiaknya, lebat sekali man. apalagi kalo dia
memakai kaus polos berwarna terang dan agak tipis, bulu-bulu di dadanya
tergambar dengan jelas. membayangkannya saja sudah ngaceng, apalagi kalo
melihat bulu-bulu jembutnya yah.
Mereka tiba di rumahku jam 9 malam.
ada beberapa dari mereka yang baru saja pulang dari melakukan aktifitas mereka
dan belum sempat pulang ke rumah. sehingga ketika mereka sampai di rumahku,
mereka menumpang mandi di rumahku. ternyata si adi, demikian namanya, juga
belum mandi. dan dia mendapat giliran yang terakhir untuk mandi.
Ketika dia selesai mandi, hanya
dengan berbalutkan sehelai handuk di pinggangnya sementara tangannya memegang
celana dalamnya, dia memanggil adikku hendak menanyakan di ruangan mana dia
dapat bertukar pakaian. adikku pada saat itu sedang menonton tv di kamar dengan
teman-temannya yang lain. tentu saja tidak mendengar panggilannya itu
karena suara tv disetel agak keras. Karena waktu itu aku sedang membaca buku di
kamar ortu, makanya aku keluar. begitu aku keluar, aku terpana melihat tubuhnya
yang indah terbalut dengan bulu bulu di sekujur tubuhnya, apalagi di sekitar
pusarnya, lebat sekali. dan kumpulan bulu-bulu itu keliatannya semakin lebat ke
arah bawah. sementara dari balutan handuk di pinggangnya, tergambar dengan
jelas relief dari kontolnya yang sedang lemas.
Dilihat dari reliefnya, kayaknya
kontolnya sih cukup besar. seketika aku terpana mengagumi keindahan yang ada di
depanku ini. namun aku cepat tersadar dan aku mempersilahkannya untuk
menggunakan kamar ortuku. ketika dia masuk ke kamar, aku semakin dihinggapi
dengan nafsu yang membara. ingin sekali kujilat tubuhnya yang berbulu itu
dengan lidahku dan kuisap kontolnya . membayangkan hal itu kontolku langsung ngaceng,
dan akhirnya kuberanikan diri untuk memasuki kamar ortu ku. ketika aku memasuki
kamar itu, aku semakin terpana. ternyata dia sedang telanjang bulat di dalam
kamar, sementara dia berdiri di depan cermin.
Tampaknya dia sedang mengagumi
tubuhnya yang indah itu. namun dia sempat panik ketika melihat aku memasuki
kamar, dan dia berusaha untuk menutupi kontolnya dengan tangannya. namun apa
daya, kontol sebesar itu tidak dapat ditutupi semua dengan tangannya. melihat
hal itu aku menjadi semakin bernafsu. namun aku tidak mau langsung memulai. aku
pura pura ingin mengambil buku yang sedang aku baca.
Ketika
aku ingin keluar, aku
mengatakan kepadanya kalau dia memiliki kontol yang besar. mendengar
pujian
semacam itu, tentu saja dia bangga. kemudian dia melepaskan tangannya,
dan
menanyakan kepada saya apakah benar pujian yang saya lontarkan itu.
tentu saja
aku membenarkan. dan juga mengagumi pemandangan yang bagus di hadapanku.
kemudian aku bertanya kepadanya apakah dia pernah ngentot sebelumnya.
menurutnya, dia hanya pernah melakukan oral sex saja. selama ini dia
sering diajak kakaknya ke tempat pelacuran, dan di sana dia hanya
dilayani secara oral
saja. dia takut untuk ngentot dengan pelacur, dengan alasan takut
terkena
penyakit kelamin.
Dia juga pernah dilayani oral sex
oleh pelacur bule ketika dia sedang mengunjungi kakaknya yang kuliah di amrik.
kemudian aku menanyakan lagi kepadanya apakah dia menikmati hal itu. tentu saja
ia menjawab ya. kemudian aku bertanya kepada dia, apakah dia ingin mencoba
sesuatu yang lebih nikmat. mula-mula dia ragu, namun karena darah mudanya masih
bergelegak, akhirnya dia mengiyakan pertanyaanku. aku kemudian menyuruhnya
berbaring di atas ranjang sementara aku menutup pintu kamar. kemudian aku
menyetel radio dengan volume yang agak keras supaya apa yang kami lakukan di
kamar ini tidak terdengar oleh adikku dan teman-temannya yang lain yang berada
di kamar sebelah.
Kemudian aku mulai menaiki ranjang,
dan mulai menjilati tubuhnya, dimulai dari telapak kakinya. aku jilati telapak kakinya,
kiri dan kanan secara bergantian. kemudian aku naik ke atas, menjilati betis
dan pahanya yang ditutupi bulu yang amat lebat. sementara kontolnya secara
perlahan mulai menegang. setelah puas menjilati paha dan betisnya, aku
mengarahkan lidahku ke arah buah pelernya. buah pelernya menggantung,
dua-duanya amat besar dan ditutupi bulu-bulu yang amat lebat. aku masukkan yang
sebelah kiri ke dalam mulutku, lalu aku permainkan dengan lidahku di dalamnya.
sementara dia menggelinjang kenikmatan dan kontolnya semakin menegang. kemudian
aku melakukan hal yang sama terhadap yang kanan, dan akhirnya kucoba untuk
memasukkan kedua-duanya ke dalam mulutku, ternyata tidak masuk. akhirnya secara
bergantian aku memasukkan buah peler itu satu persatu ke dalam mulutku.
Setelah puas memainkan pelernya, aku
melihat kalau kontolnya sudah mencapai ukuran yang maksimal, dan sudah berdiri
dengan tegaknya mengarah ke langit-langit. panjangnya kurang lebih 21 cm, dan
diameternya 3,5 cm. aku menanyakan kepadanya apakah ukuran kontolnya segitu
besarnya. dan dia hanya dapat menganggukkan kepalanya, sementara matanya
terpejam karena kenikmatan. kemudian aku mulai ke atas, dan memulai ke arah
kontolnya. mula-mula aku masukkan bagian kepalanya yang besar dan
kemerah-merahan itu ke dalam mulutku, lalu aku permainkan kepala kontolnya itu
dengan lidahku.
Aku putar lidahku mengelilingi
kepala kontolnya. kemudian aku berhenti di bagian lubang keluar maninya, dan
aku mainkan lidahku di lubang itu. tak kusangka ternyata dia mengalami kenikmatan
yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, sehingga dia menggelinjang kenikmatan
dan mengeluarkan lenguhan yang cukup keras. untung saja suara itu teredam oleh
suara radio yang sengaja kuputar. aku ulangi berkali-kali, dan reaksinya pun
sama. namun karena sudah kebiasaan mengocok, dia pun terkena penyakit edi
tansil, ejakulasi dini tanpa hasil. baru beberapa kali kumainkan kepala
kontolnya, dia sudah menjerit dan mengatakan kalau dia sudah ingin keluar.
Tentu saja aku tidak ingin permainan
yang indah ini hanya berakhir sebentar saja. aku cabut kepala kontolnya dari
mulutku, dan kepencet batang kontolnya dengan keras, sementara kuanjurkan dia
untuk mengambil napas yang dalam beberapa kali. namun aku takut kalau taktikku
untuk menahan keluarnya sperma dia gagal. ternyata setelah beberapa kali dia
melakukan hal yang aku katakan, dia hanya mengeluh dan menggelinjang
kenikmatan, sementara spermanya tidak keluar. alhasil dia hanya merasakan
kenikmatannya saja, sementara spermanya masih di dalam kontolnya.
Mula mula dia berpikir kalau dia
telah mengeluarkan spermanya. dan memang aku sengaja membiarkan dia berbaring
menikmatinya. namun ketika dia merasakan kontolnya yang masih menegang, bahkan
sekarang ukurannya sedikit melebihi ukuran biasanya, mungkin karena dia belum
pernah merasakan kenikmatan seperti yang barusan terjadi, dia menjadi heran.
kemudian dia bertanya kepadaku apakah spermanya sudah keluar atau belum. lalu
aku jawab rasanya gimana? kemudian aku bertanya lagi kepadanya apakah dia masih
ingin melanjutkan hubungan tersebut. tentu saja dia langsung menganggukkan
kepalanya.
Kemudian aku memasukkan kontolnya
lagi ke dalam mulutku, namun kali ini aku coba untuk memasukkan semua kontolnya
ke dalam mulutku. ternyata hanya 2/3 bagian saja yang dapat masuk. ketika aku
mencoba lagi, aku merasa tersedak, dan aku tidak mau mengganggu kenikmatanku.
walaupun hanya 2/3 bagian saja, namun harum jembutnya masih dapat tercium oleh
hidungku. aku semakin terangsang dan ingin segera dingentotin ama dia.
Akhirnya aku keluarkan kontolnya
dari mulutku dan aku tanyakan kepadanya apakah dia mau ngerasain yang namanya
ngentot. dan aku bilang kepadanya kalo yang namanya ngentot jauh lebih nikmat
daripada apa yang baru saja ia rasakan. tentu saja ia mengangguk setuju. dan
aku mengatakan kepadanya supaya ia jangan takut terkena penyakit kelamin
ataupun hiv, karena akupun baru sekali ini ngentot dengan orang lain. kemudian
aku mulai membuka pakaianku satu persatu di hadapannya hingga akhirnya aku
tidak mengenakan selembar benangpun. akhirnya aku menaiki tubuhnya, dan meminta
kepadanya untuk memegang kontolnya.
Setelah aku merasakan posisi yang
tepat, yaitu lubang anusku berada di atas kontolnya, aku mulai turunkan
pantatku secara perlahan. mula-mula memang agak sukar, dan rasanya sakit
sekali, karena aku belum pernah dingewein, sehingga lubang pantatku masih kecil
sementara kontolnya besar sekali. namun karena nafsuku sudah tak tertahankan
lagi, akhirnya aku terus memaksakan diri sambil menahan sakit. sementara dia
mulai menggelinjang kenikmatan disertai dengan lenguhannya yang agak keras.
setelah beberapa kali gerakan, akhirnya kontolnya berhasil memasuki lubang
pantatku sampai kurasakan bulu jembutnya menggelitik pantatku. kemudian aku
mulai menggerakkan pantatku maju mundur, sementara aku merebahkan tubuhku di
atas dadanya.
Sembari menggerakkan pantatku, aku
jilati dadanya yang berbulu lebat. aku basahi bulunya itu dengan air ludahku,
sampai seluruh bulu di tubuhnya basah dengan air liurku bercampur dengan
keringatnya. kemudian aku jilati juga puting susunya yang mulai menegang, mulai
dari yang kiri, kemudian yang kanan, dan akhirnya kedua-duanya secara
bergantian hingga pentil susunya semakin menegang. kemudian aku angkat kedua
tangannya ke atas, sehingga ketiaknya terbuka lebar. aku jilati bulu-bulu di
ketiaknya, aku basahi dengan air liurku. bau ketiaknya yang bercampur keringat
membuat aku semakin terangsang. kemudian aku ciumi wajahnya, dimulai dari
telinganya, pipinya, hidungnya, dahinya, dan terakhir bibirnya. mula-mula dia merasa
aneh tapi kemudian dia juga membalas ciumanku ini. setelah puas berciuman
sesaat, aku menghentikan ciumanku, dan kembali bertanya kepadanya apakah dia
mau mengganti posisi. aku ingin agar dia yang berada di atas tubuhku dan dia
yang mengontrol gerakannya. dan aku bilang kepadanya kalo itu baru namanya
ngentot. karena darah mudanya yang masih panas, tentu saja ia ingin mencoba
posisi tersebut. akhirnya aku mencabut kontolnya dari pantatku, kemudian aku
berbaring di sebelahnya.
Kemudian dia mulai menaiki tubuhku,
mengangkat kedua kakiku ke atas pundaknya dan mengarahkan kontolnya ke lubang
pantatku. kemudian dia memasukkan kontolnya dengan bantuan tangannya. ternyata
kali ini kontolnya dengan mudah memasuki lubang pantatku. kemudian dia mulai
menggerakkan pinggulnya maju mundur seiring dengan keluar masuknya kontolnya di
dalam lubang pantatku. sementara tanganku berusaha meraih kepalanya dan
mendekatkan ke kepalaku. aku ciumi bibirnya lagi sembari memegang belakang
kepalanya dengan kedua tanganku. aku ciumi dia sepuasnya. dia terus melakukan
gerakannya, makin lama makin cepat dan akhirnya dia berteriak dengan keras
sekali sembari mendorong kontolnya masuk ke dalam lubang pantatku.
Ternyata spermanya sudah keluar.
terasa beberapa semprotan sperma yang amat kuat di dalam lubang pantatku. tak
lama kemudian dia berbaring di atas tubuhku, tubuhnya basah dengan keringat.
dia puas dan juga kelelahan. namun kontolku ternyata belum juga keluar.
akhirnya aku gosokkan saja kontolku dengan tubuhnya yang ada di atas tubuhku,
sehingga tak lama kemudian keluar juga spermaku, mengenai tubuhnya dan tubuhku
yang telah menempel menjadi satu. akhirnya malam itu ia tidur di kamarku. kami
tidur berpelukan, aku menyandarkan kepalaku di dadanya yang berbulu, sambil
memainkan bulu-bulunya yang lebat. sementara ia sedang tertidur pulas. betapa
bahagianya malam itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar