Kamis, 01 Juni 2017

Reno, cintaku

hai aku karel anak smp kls 3 kebetulan sekolahan aku dibawah naungan yayasan SMA jadi sekolahku satu atap dengan sma, aku tuh belum kenal dengan dunia gay, hingga suatu saat aku facebookan ria terus melihat situs2 gay, mulai dari situ aku jado naksir sama cowok2 ganteng disekolahku dan juga d SMA, dan hanya satu yang menarik perhatianku yakni kak reno, ketua osis sma dia juga senang basket, jadi dari atas sampai bawah, semuanya sangat sexy, mulai dari ototnya yang sixpack, dan kontol dan menyembul dari dalam celana basketnya yang sempit.
aku tuh berharap semoga anusku yang belum pernah dientot ini ditusuk sama kontolnya yang pasti panjaaaaang itu,
sabtu siang yang cerah, disana anak smp sudah pulang, tapi aku belum karena pengen melihat aksi kak reno bermain basket, "gila! kak reno ahli juga" pikirku dalam hati
tiba-tiba aku kebelet banget, ya pasrah saja aku menuju kamar mandi yang tanpa kusadari adalah khusus untuk yang pemain basket, saat enak2nya pipis, terdengar suara dari belakang "mati aku" pikirku,
akhirnya aku pura-pura BAB aku masuk kamar mandi, dan untungnya aku bisa mengintip dari dalam
semua anak basket sudah berganti pakaian, kecuali kak reno, dia hanya memakai baju tanpa celana, lalu aku mendengar desahan desahan nikmat "jangan2 kak reno gay?? asyik!" aku berbisik tapi bisikanku terdengar
"siapa disana?" tanya kak renoo sambil menutupi kemaluannya dengan handuk
"siapa disana?" tanyanya ulang
"a...a...aku kak" jawabku dari dalam
"kluar kamu" katanya
akhirnya aku keluar sambil jantung yang berdegup kencang
"lho? bukannya anak smp udah pulang duluan?" tanyanya heran
"hehehe tadi kebelet banget kak, eh kamar mandi smp udah dikunci jadi aku kesini maaf ya" ujarku berbohong
"oh gpp kok" jawabnya tersenyum
"kak itu ko pake handuk" tanyaku memancing
"kenapa? mau liat kontol kaka?" tanyanya
'waduh... to the point banget' gerutuku dalam hati
"boleh kok" ujarnya smbil menarikku masuk kedalam kamar mandi
"tapi sebelum liat kontol kaka? ada 2 syarat" katanya mencole hidungku
"apa kak?" tanyaku
"kamu harus mau kaka entotin dan harus mau jadi pacar kaka. setuju?" katanya
"ma...ma..mau banget kak" ucapku girang
"yaudah, kaka yang buka handuk atau kamu aja?" tanyanya
"aku aja kk" jawabku
akupun jongkok dan wajahkupun menghadap kontolnya yang tertutup handuk itu, saat kubuka tiba-tiba kluarlah senjata andalannya dengan kencang dan menampar daguku
"auu ganas banget nih kak" ujarku senyum
"ha,..huft...h..h.. Isep sayang" dia mulai meracau
wow kontol yang ganas, panjangnya sejengkal tangan aku dan diamerternya gede banget sampe-sampe aku hampir sesak pas ngulumnya
ku kulum kontol idamanku selama ini, kujilat kepala kontolnya, terkadang kukocok pelan dan kuhisap kedua biji pelernya sementara kedua tanganku beraksi meremas kedua bokongnya adik kecilku sudah tak tahan lagi
"lho adik kamu pengen dikulum juga ya??" tanyanya sambil mengusap pipiku
"hehehehe" jawabku nyengir
"yaudah kamu duduk disini" katanya smbil menunjukkan wastafel. lalu aku duduk diwastafel itu, tiba2 saja celanaku pelorotinya dengan kasar dan adikku dihajarnya dengan ganas
"sshh....sssttthhh...h..h.. ahh kak udah" ujarku merem melek
selang 15 menit kak reno menggendongku sehingga dadaku menyentuh dadanya
"kita ngentot gaya ini ya de" ujarnya
"iya kk"
akhirnya kontolnya yang sudah tegang itu menusuk anusku
"ssshhhh pantat kamu sempit, masih perawan ya" katanya mencium pipiku
"i..i...iya kk, ade masih perawan" kataku
"oh enak nih"
dan JLEB kontol itu menusuk pantatku dengan kuat lalu aku merasakan ada yang mengalir dari lobang anusku
"lho?? ko kaka cepet kluarnya?" tanyaku
"adik, kamu udah ngga perjaka lagi, itu darah perjaka kamu, dinding anus kamu udah robek dibuat milik kaka, artinya kamu sepenuhnya milik kaka" ujarnya panjang lebar
lalu dia mulai menaik turunkan tubuhku uuuhhhh kontol itu keluar masuk dipantatku, "aaahhh fuck you, anusmu enakkk" katanya teriak
"ih kak jangan teriak ntar ada yg denger" ujarku memeluknya
"hehehe maap"
dia terus mengentotiku hampir 2 jam 'gila ganas banget nih kontol' ujarku dalam hati
"aaahh kaka pengen kluar" katanya
"kluarin didalam aja ka gpp kok" kataku
"aaahh aku dataaang"
dan CROT CROOT CROOOT!!! air maninya kluar juga, sebagian ada yang tumpah kluar dari anusku
"kaka sayang kamu ade.... ade?? nama kamu siapa" tanyanya
"karel" jawabku singkat karena lemas
"I LOVE YOU"

Rabu, 24 Mei 2017

Parjo

Gue keturunan Sunda, dan awalnya kami sekeluarga tinggal di daerah Jawa Barat, tapi kemudian Ortu pindah ke Jawa Timur dan kami tinggal di pinggiran sebuah kota yang terletak sekian kilometer antara perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Karena tinggal di kota kecil, otomatis kwalitas pendidikannya tertinggal dari sekolah-sekolah terkenal di kota besar jadi tingkat pengetahuan gue juga biasa biasa saja dan tidak istimewa.
Jadi dibanding murid2 yang sekolah di perkotaan, gue mungkin bisa dibilang masih lugu, polos atau bahkan, dianggap kurang pintar!. Dan kebegoan gue inilah yang akhirnya menjerumuskan gue ke jurang pergaulan yang tak wajar.
Sejauh ingatan gue, perasaan sih gue merasa gue normal2 saja, malahan gue udah sering baca buku buku porno Hetero yang stensilan pinjeman dari temen-temen, pokoknya tidak ada perasaan tertarik ke sesama cowok.
Waktu itu, gue sudah biasa melihat foto-foto porno cowo-cewe normal (Hetero) lagi begituan… Kalo sudah liat gambar atau baca buku porno, wah kontol gue tegang keras banget dan keras sekali. Kalo lagi ngaceng, rasanya ada ser.. serrr.., gitu dikepala kontol gue yang kayak helm bentuknya.
Di sekolah, gue termasuk anak yang bongsor.. karena badan gue sudah lebih tinggi dari babeh gue, dan juga tulang-tulang gue termasuk besar dan kokoh….
Yang paling ajaib, ukuran kontol gue termasuk paling besar dibanding teman-teman sebaya di sekolah. Mungkin karena sejak kecil, nyokap selalu nyekokin telor mentah dan madu.
Atau mungkin karena pengaruh keturunan?. –(Gue pernah gak sengaja ngeliat bokap mandi, dan ternyata kontol bokap ukurannya gede banget –kalau kakak cowok, gue gak punya).
Tapi yang bikin malu adalah itu kalau kontol gue kalo lagi ngaceng.. Jendholannya gede banget, panjang juga, lagian susah dibikin lemes lagi, dan keras banget…..
Dan yang paling gue tidak tahan adalah kalo lagi di kelas perhatiin MAMI TUTI, guru Bahasa Inggris yang bahenol…, kadang-kadang tanpa sadar Mami Guru duduk dan pahanya yang putih terlihat agak sedikit tersingkap… , kontol gue langsung tegang mengeras… , dan menjendol ke depan…
Kalo lagi gitu gue berdoa moga-moga jangan di suruh kedepan kelas, soalnya temen2 bakal ngeledek karena banyak yang udah pada tahu kalo gue punya alat kelamin yang gak normal ukurannya.
*******
Bokap gue, kerja di luar kota dan hanya pulang ke rumah sebulan sekali, sedangkan Nyokap buka Toko kecil2an di Pasar, jadi kalau pulang sekolah kadang hanya gue SENDIRIAN yang ada di rumah, ditemani MBOK Pembantu, seorang wanita yang sudah tua..
Karena sering keadaan RUMAH SEPI, belum lama itu Ortu akhirnya mengambil tambahan seorang PEMBANTU COWOK, krn bisa sekaligus JAGA RUMAH, dan sekali2 bantu2 jadi Tukang Kebun dan Kuli Angkat Barang di Toko Nyokap di Pasar..
Pembantu cowok itu bernama PARJOKO (tapi gue biasa menyebut dia “Parjo” atau “Jok”). Umurnya jauh lebih tua dari gue yang masih ABG.
Sebelumnya Parjo pernah jadi KULI CANGKUL di SAWAH dan jadi TUKANG GALI TANAH, tapi dia juga pernah kerja jadi BURUH BANGUNAN di JAKARTA. Jadinya tidak heran, perawakan badannya besar, sosoknya gempal, otot-ototnya kekar, kulitnya coklat kehitaman.
Waktu pertama kali melihat PARJO buka kaosnya .. Gila!!, perawakan badannya besar, sosoknya gempal, otot-ototnya kekar, kulitnya coklat kehitaman –(mungkin dia keturunan Gorila… hehehe..)
Waktu Bokap tanya kenapa dia jadi Pembantu, dan bukan kerja di pabrik; ternyata sekolahnya cuma sampe kelas 5 SD.
********
Hari itu, waktu gue baru pulang sekolah, gue langsung istirahat di rumah karena capek habis pelajaran olah raga..
Di kamar depan awalnya gue bengong sendiri… Tapi untungnya ada televisi yang memang sengaja di pasang di rumah baru buat hiburan.. lengkap dengan DVD player.. Akhirnya gue nonton TV tanpa mengajak Pembantu Cowok itu.. karena memang gue lihat dia masih merokok di teras.
15 menit berlalu, tiba2 pembantu cowok itu menghampiri gue dan duduk di samping gue. Akhirnya gue coba buka pembicaraan … “Oh, yaa Parjo, kowe anake piro?” [–anaknya berapa-] tanya gue. “Loro” [– dua-] katanya singkat. –Karena gue berasal dari Jawa Barat, memang Parjo biasa menyebut gue “ADEN” atau “DEN”.
Umur Parjo sekitar 24-25an tahun, tapi seperti kebiasaan di desanya, pembantu cowok yang masih muda itu ternyata SUDAH MENIKAH tapi ISTRI dan 2 ANAKNYA ditinggal jauh di desa, jadi dia hanya ketemu keluarganya tiap 2-3 bulan sekali.
********
Maklum karena sodara2 gue cewek semua dan mereka sering ada ekskul, jadi keadaan di rumah memang selalu sepi dan kosong pada siang hari, sejak ngobrol itulah gue dan Parjo jadinya rada akrab.
Kalau pulang sekolah, gue suka ngajakin Parjo nonton TV bareng di kamar, liat majalah, maen Game atau becanda-becanda biasa. Karena untuk membantu pelajaran sekolah gue, Parjo tentu tidak bisa menandingi gue. Maklum KEKURANGAN Parjo yang cuma sekolah sampai kelas 5 SD, jadi IQ-nya lebih rendah dari gue.
Tapi, ada satu KELEBIHAN Parjo yang bisa menandingi gue bahkan melebihi, yaitu ukuran kontolnya yang jauh lebih gede dibanding punya gue, dan rasanya lebih gede juga dari punya bokap.
Pernah kita ukur berdua waktu itu mandi bareng2 telanjang di sungai.. Dan waktu kita bandingin, ternyata dia punya jauh lebih panjang dan lebih gede… Dan pernah dia ukur waktu itu kira-kira panjangnya 12 Cm, padahal masih dalam keadaan lemes…
Nah…, karena sama sama cowok, kita punya hobi dan khayalan yang sama…, sering cerita tentang buku porno, dan kita juga sama-sama tergila-gila sama seorang janda yang jadi pembantu tetangga: MBAK INA yang berasal dari Gunung Kidul Jogja.
Kalau Mbak Ina lagi nyiram kebon di halaman depan kita berdua suka cekikikan memperhatikan pantat Mbak Ina yang bahenol, betisnya yang indah, putih, dan juga toketnya yang berisi dan besar.
“Kenapa lu gak cari pacar lagi disini Jok?” gue iseng bertanya. “Oalah, Den, sopo sing gelem karo wong Pembantu koyo aku iki,” [-wah, siapa yg mau sama Pembantu-] jawabnya. –Karena berasal dari Jawa Barat, Parjo memang biasa menyebut gue “ADEN” atau “DEN”.
“Lha, terus yok ‘kepengin’ ngono yok opo?” [–kalo lagi kepengen gimana-] tanya gue lagi. “Yoo, ditokne dewe Den, arepe mbalon yoo ora duwe duit,” [-ngocok sendiri, abis gak ada duit-] jelasnya lagi.
“Ditokne?. Maksudnya ngeloco?. Wah, gue sih belum pernah ngeloco Jok. Gimana sih caranya?” tanya gue penasaran
Pembantu gue Parjo jawab: ”Eh.., kalo sampeyan mau tahu gampang Den.. Caranya di kamar mandi bayangin Mbak Ina.. terus kocok kontol sampeyan pake sabun”.
Biar umur gue sudah termasuk ABG dan sudah ngalamin mimpi basah, tapi terus terang aja, gue belum pernah tahu yg namanya ngeloco atau onani.
*******
Karena penasaran, akhirnya waktu itu gue coba sendiri…
Wah, memang mula-mula enaaaak… Kontol gue makin lama makin gede dan keras seperti batu… tapi sudah gue kocok-kocok sampe lama, ternyata kok tidak terjadi apa-apa.. Akhirnya gue bosan sendiri dan cape sendiri….
Besoknya gue cerita ama Parjo
Dia bilang: “Wah nggak normal Den… Coba ngocoknya pake sabun”.
Sejak itu beberapa kali gue coba pake sabun tapi tidak pernah berhasil…. Akhirnya gue jadi males sendiri ngocok pake sabun. –‘Aduh.. jangan2 gua gak normal beneran nih’. pikir gue
*******
Waktu Parjo ikut maen game di kamar, gue cerita lagi ke dia.
“Masa sih?. Coba deh aku liat cara sampeyan ngocoknya gimana?” katanya.
Karena kita emang udah biasa mandi telanjang bareng di sungai, jadi tanpa peraaan malu akhirnya gue buka celana. Sementara Parjo sendiri masih berpakaian lengkap.
Trus kita liat2 dulu gambar2 cewek sexy di majalah dan langsung deh gue mulai ngocok kontol gue sendiri.
Ternyata gue gagal lagi, gak terjadi apa-apa, padahal gue dah kecapean ngocok. ”Gua udahan ahh.., tangan gua pegel” kata gue.
Tapi Parjo bilang ”Wah sampeyan bener2 gak normal Den. Sini aku bantuin dah”. ”Aden tiduran deh bayaning Mbak Ina” sambungnya lagi.
Terus, habis gitu, gak segan2, langsung kontol gue dia pegang.. dimainin dia sebentar –Hehehe lucu juga bayangin kontol gue digerayangin orang lain, apalagi ini pembantu cowok lagi.
Terus abis gitu, dia gak segan2 elus-elus kontol gue dan bantu ngelocin gue pake krim Nivea supaya licin ngocoknya katanya. –Sungguh sebuah pengalaman yang tak akan pernah bisa gue lupakan .. Maklum, first time diloco. Rasanya nikmat, enak.. geli2 gimana gitu..
Ternyata bener juga!. Gak berapa lama, badan gue kejang-kejang sambil ngos2an dan tiba tiba ada sengatan yang luar biasa menjalar dari bawah selangkangan ke ujung penis gue.. terlihat ada getah bening yang muncul di ujung penis gue… dan akhirnya…
Crooooooottttt…. Buat yang pertama kalinya gue klimaks muncratin sperma karena diloco, yang artinya gue udah kehilangan keperjakaan.
“Piye, enak tho??! [-enak ga rasanya-] tanya parjo.
Gila man!. Pengalaman pertama sampe muncrat malah dikocokin sama Parjo, si pembantu cowok. –Wah,dia emang pembantu yg paling pengertian deh.
*******
Beberapa hari sesudah itu, gue pulang sekolah, gue langsung ke kamar Parjo dan kayak biasa, ngomongin cewek-cewek dan Mbak Ina yang sexy itu
Parjo tanya ”Sampeyan udah bisa coli sendiri gak Den?” Gue jawab ”Belom tuh, kepengen lagi sih” ”Masa sih Den?. Aku sih tiap hari coli” kata Parjo. “Ahl, loe emang pikiran ngeres terus”. kata gue. “Makanya sampeyan coba ngeloco lagi Den” katanya “Iya deh, nanti malem gua coba sendiri lagi” jawab gue.
”Mau dibantu sama Mas lagi?” katanya menawarkan diri. ”Ya mau deh”. Tanpa ragu aku menjawab
Terus Parjo kunci pintu kamar karena takut kalau Mbok pembantu atau orang lain yang melihat kami.
“Kita ngocok bareng aja ya?” katanya. ”Wah, malu donk” jawab gue
”Kenapa malu?. Kalau di depan orang banyak ya harus malu, tapi ini kan cuma berdua sama Parjo. Kan kita udah biasa mandi bareng”. bujuknya
Pertama gue coli sendiri sampe tangan pegel, terus sekali lagi Parjo yang bantuin ngocokin kontol gue sampe lama banget.
Untungnya bisa juga kontol gue muntah sperma sampe banyak banget. Sruuuttt… Sruuuuttttt… Sruuuuttt….!!!. -Waaah, enak banget dan rasanya bangga bisa muncrat pejuh lagi.
********
Setelah gue muncrat, tanpa dikomando lagi Parjo segera memerosotkan celana pendeknya. Tapi waktu giliran dia mencopot celana dalam. Ya ampuuunnnn, ternyata dia sudah ngaceng!.
Sekonyong- konyongnya gue lihat organ tubuh lelaki dewasa yang gila!!. Bahkan menurut gue agak ‘menyeramkan’ karena kontolnya ternyata sudah ngaceng!. Ukuranya benar2 jumbo… hehehe. Itulah pertama kalinya gue lihat langsung kontol cowok dewasa yang ngaceng!.
Wah..!, waktu liat kontol Parjo,.. gue iri liat ukurannya yang gede banget gitu.
“Lho, koq ngaceng penis lu Jok?” tanyaku. “Iyoo, ndelok penis sampeyan sing dowo itu opo,” jawabnya juga sekenanya. “Koq iso dowo koyok ngene iki diapakno sih,” [-Diapain, kok bisa (gede) kayak gitu?-] tanyaku lagi. “nDisik sering dikom karo teh anget,” jawabnya lagi.
Parjo mulai ngeloco dan ngocok sendiri, tapi karena merasa berhutang budi, giliran gue segera menawarkan diri untuk membantu. “Lha iki wis pirang dino ora ditokne” [–udah aku yg kocokin-] kata gue “Wis ono limang dina bek menowo,” [–biar sendiri aja-] jawabnya. “Gelem tah tak tokne?” [–Ayo mau gue kocokin?-] tanya gue lagi. “Yo, wes” Akhirnya dia setuju.
Maka segera gue remas-remas daging dan otot yang ada diselakangannya itu dan mulai mengeras sambil dia mulai merintih-rintih menahan gejolak nafsunya.
Dan akhirnya Parjo juga klimaks dan mengeluarkan pejuh yang muncrat berhamburan keluar.
*******
Sejak maen ngeloco bareng itu, timbul semacam ‘kedekatan’ yang tak wajar antara seorang Pembantu dan gue. Apalagi kita emang udah akrab, jadi hubungan kita makin lengket aja. Rasanya sudah tidak ada lagi rahasia2an antara gue dan Parjo. Pokoknya kalau lagi ada dirumah, dimana ada Parjo, disitu ada gue.
Untungnya orang tua, kakak gue dan Mbok pembantu gak ada yg curiga oleh kedekatan hubungan ganjil kita.
Tapi jangan salah ngerti, kita BUKAN HOMO lho!. Hubungan kita gak ada unsur erotismenya dan bukan nafsu..
*******
Tapi kebiasaan maen coli2an berdua di dalam kamar yang tertutup antara 2 lelaki yang berbeda umur bukannya tanpa resiko!.
Apalagi Parjo adalah seorang laki laki dewasa berumur 24 tahun yang hidup berjauhan dari istrinya, sedangkan gue bocah ABG lugu yang masih dipenuhi rasa ingin tahu dan penasaran.
Lama2 Parjo mulai berani mengajak gue untuk bereksperimen yang makin menimbulkan rasa penasaran untuk men-coba2 hal yang gila lebih dari itu.
Bahkan eksperimen Parjo makin gila dan sampe mengkhayalkan punya pacar Mbak Ina. Karena gue lebih kecil mungil dan badan gue lebih ramping, akibatnya gue suka disuruh PURA-PURA AKTING jadi cewek kekasihnya dia.
Pada tahap awal itu sih, kita biasanya melakukan itu dengan tetap berpakaian lengkap, terus sambil berbaring dan berangkulan, dia meng-gesek2 batang kelaminnya ke arah celana gue, sambil membayangkan seolah2 dia sedang memeluk istrinya atau Mbak Ina…
*******
Suatu hari, Parjo keceplosan berkata: “Wah, aku jadi pengen ngewek betulan sama perek nih” katanya
“Emangnya lu pernah ngewek sama perek Jok?” tanya gue
“SERING banget waktu kerja di Jakarta, disana banyak perek Den” jawabnya
“Emang gimana sih rasanya ngewek sama cewek?” tanya gue penasaran
Dan gilanya!, pembantu gue Parjo bilang akan mengajari gue pura-pura melakukan hubungan sex seperti di buku2 porno, jadi dia minta supaya kita sama sama bertelanjang. ”Eh.., kalo sampeyan mau tahu rasanya ngewek, aku ajarin deh.. tapi kita harus telanjang yo”.
Setelah bertelanjang, gue disuruh berbaring telentang lalu dia menindih dari atas, terus gue disuruh ngejepit kontol Parjo yang sengaja dia selipin diantara paha gue. –Wah kalo lagi menghayal ngeseks gitu… kontol Parjo terasa sampe keras banget..
Masalahnya halayan Parjo kadang terlalu tinggi dan liar!!. Dia suka meremas remas dada gue bahkan ngisep puting tetek di dada gue seperti ngisep payudara cewek. –Heraaann..!!!.Pada saat Parjo menyusu ke puting tetek,, gue merasakan geli dan enak luar biasa.
–La iya lah, walau gue masih terhitung bocah ABG, tapi rangsangan pada titik- titik sensitif itu tentunya tidak ada hubungannya dengan umur gue, dan akhirnya akan terasa geli dan enak juga. Hehehe..
Walau gue sadar semua itu hanya pura-pura, tapi herannya, gue memang merasa enak sekali disusu oleh Parjo sampai gue ngerang-ngerang saking enaknya. –Tapi gue BERBOHONG dan bilang ke Parjo bahwa gue cuma pura pura.
Karena enak, awalnya gue diem tanpa berontak, tapi saat gue rasakan kontol Parjo terasa semakin menegang dan keras gue buru-buru bilang ke Parjo untuk menghentikan permainan dia: “Jok.. Gak mau tindih2an ahh. Gue capek.., berat, sakit”
Ternyata Parjo tidak menghiraukan!. Dia malah beralih menciumi leher gue dan membuat cupang-cupang merah di dada dan leher gue, lalu dengan semakin ganas dia kembali menyusu dan menjilatin puting tetek di dada gue…
“Oowwww..” Gue merintih kesakitan karena tiba2 dia gigit puting tetek gue dengan gemas.. “Aduuuhh, sakit Jok!!!”
“Parjo.. Iki opo maksute kowe ngambung [-ciumi-] gue, terus nindih gue koyok ngene…. Ga wedhi [-takut-] karo [-sama-] ibu ta Jok??.” Gue meracau gak karuan dan bilang ke dia [‘Apa gak takut ketahuan nanti kalo ibu gue lihat dia nindih gue].
“Gemes!. Abis badan sampeyan, mulus banget, kayak cewek, aku jadi nafsu banget…!”
Untunglah, sejauh ini, orang tua gue masih selalu percaya pada Parjo dan TIDAK pernah CURIGA apa2. Mungkin karena mereka belum melihat cupang2 merah berjajar di dada dan di leher gue akibat hisapan mulut Parjo.

Di Bengkel Motor

Siang itu, aku harus pergi ke bengkel karena ada sedikit masalah dengan sepeda motorku. Awalnya aku menuju ke bengkel langgananku. Akan tetapi, niat tersebut aku urungkan karena bengkel tersebut sangat penuh. Bisa saja aku menunggu, toh aku adalah pelanggan sehingga akan dapat prioritas. Namun waktuku tak banyak karena pekerjaan yang sudah menanti. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk mencari bengkel lain. Aku menyusuri sepanjang jalan dimana banyak terdapat bengkel. Setelah sekitar 5 menit mencari, akhirnya aku menemukan sebuah bengkel yang tidak terlalu ramai. Aku memutuskan untuk memperbaiki motorku disitu saja. Bengkel tersebut tidak terlalu besar. Disitu ada
beberapa pelanggan, tidak lebih dari 5 orang, yang sedang menunggu motornya diperbaiki. Selain itu, ada 3 orang pegawai bengkel yang sedang sibuk dengan motor-motor rusak, dan 1 orang lagi, mungkin pemilik bengkel ini, yang sibuk menghitung-hitung sesuatu. Karena harus antri, aku duduk sambil membaca koran yang memang disediakan untuk para pelanggan. Kulirik jam, sudah jam 12.05. Sudah waktunya jam istirahat. Kemudian, aku sibuk membaca berita-berita di koran, hingga akhirnya aku dipanggil oleh seseorang.
“mas..mas..motornya yang mana?” tanya pria tersebut. Aku mendengar panggilan tersebut dan langsung melipat koran.
“oh yang itu..” jawabku sambil menunjukkan motorku. Kemudian, pria itu langsung membawa masuk motor lebih ke dalam dan mulai memperbaikinya. Sesaat aku melihat sekeliling bengkel. Sekarang lebih sepi, atau bahkan sangat sepi karena sudah tidak ada orang lain selain aku dan montir yang sedang memperbaiki motorku. Ternyata aku terlalu larut dengan berita-berita yang akan baca di koran, sampai-sampai tidak tahu saat orang-orang sudah keluar dari bengkel ini. Aku pindah tempat duduk di dekat montir yang sedang memperbaiki motor.
“kok sepi mas?” tanyaku untuk mengusir rasa bosan.
“biasa mas, jam segini, jam makan siang” jawabnya tanpa menoleh ke arahku sedikitpun. Saat itulah, aku tanpa sengaja mengamati montir tersebut. Ternyata lumayan juga. Montir tersebut berusia sekitar 28 tahunan, gak jauh dari usiaku. Montir tersebut berkulit agak gelap, rambut cepak, sedikit jambang dan kumis di wajahnya, serta badan yang cukup gagah. Ups, aku ketawa dalam hati. Bisa-bisanya aku mengamati montir tersebut.
“lagi istirahat mas?” tiba-tiba montir tersebut bertanya yang membuatku sedikit kaget.
“eh, iyah” jawabku sekenanya karena grogi. Lalu, ia menoleh ke arahku dan sedikit tersenyum. Deg..jantung berdetak kencang saat ia tersenyum ke arahku. Wajahnya macho banget! Tak lama, ia lalu kembali sibuk memperbaiki motorku. Aku pun berinisiatif untuk mengajaknya ngobrol.
“dah lama jadi montir mas?” kataku dengan nada sesantai mungkin.
“lumayanlah, sudah 3 tahun ini”
“sebelumnya kerja dimana?” tanyaku lagi.
“buruh bangunan mas, pindah-pindah melulu. Baru setelah kerja di bengkel ini, gak pernah pindah-pindah lagi”
“ooo gitu” dalam batinku, ternyata pria ini lumayan enak di ajak ngobrol.. Lalu...
“nama saya parno, mas siapa?” tiba-tiba ia mengulurkan tangannya untuk mengajakku berkenalan.
“saya ajie” jawabku.
“tugas dimana mas?” tanyanya sambil mengambil obeng. Ia menanyakan itu karena melihatku memakai seragam polisi.
“dipolsek ****” aku menyebutkan nama sebuaah polsek.
“oo deket sini-sini doang” komentar parno. Aku hanya tersenyum kecil. Aku lirik jam tanganku lagi, sudah jam 12.35.
“masih lama gak mas?” tanyaku karena sudah keburu waktu.
“enggak kok, ini sudah jadi” jawabnya.
“tapi mas belum bisa pergi, karena nunggu yang punya balik kesini. Bayarnya harus sama dia” terangnya.
“wah, lama gak ya mas?”
“enggak, paling 10 menit lagi dah dateng, tunggu saja” jawab parno sambil membersihkan tangannya dengan kain serbet. Aku akhirnya harus berada di bengkel lebih lama lagi nih, pikirku. Padahal aku dah lapar. Cuaca lagi panas-panasnya lagi!. Tiba-tiba, aku mendapat pemandangan yang membuat mataku tak bisa terpejam. Parno yang sepertinya sedang kegerahan, membuka kaos yang ia kenakan. Sekarang ia hanya mengenakan celana pendek saja. Ough..badannya sangat bagus. Dadanya bidang, dan ada sedikit bulu-bulu halus disekitarnya. Lengannya berotot. Aku sampai menelan ludah saat melihat itu semua. Pandanganku tidak hanya sampai situ saja. Mataku juga mengarah ke bagian bawah perut. Tonjolan di antara 2 kaki parno, cukup besar. Aku membayangkan apabila kontol parno besar. Ah...kontolku jadi menegang gara-gara memikirkan itu.
“mas, kalo haus bisa mabil minum di belakang sini” ucap parno yang mengagetkan lamunanku. Aku hanya mengangguk.
“masuk aja mas, gak usah malu” ucap parno sekali lagi. Ia kemudian keluar dari pintu menuju bagian belakang bengkel. Karena dihinggapi perasaan penasaran, aku membuntuti parno. Saat aku sudah di belakang, kulihat parno sedang duduk di kursi bekas mobil. Ia terlihat sedang mencari angin. Melihatku datang, ia berkata kepadaku lagi.
“itu mas minumnya, ambil sendiri saja” tunjuk parno ke arah dispenser yang ada di deket pintu. Aku lalu mengambil minum dan langsung meminumnya. Kebetulan, aku juga sedang haus sekali.
“duduk sini mas, gak apa-apa” kata parno setelah melihatku selesai minum. Aku pun lalu duduk di sebelahnya. Bau keringat langsung menyeruak hidungku saat aku duduk. Bukannya jijik, birahiku malah semakin naik. Aku berusaha bersikap senormal mungkin, padahal jantungku berdetak kencang. Apalagi melihat badan parno yang aduhai. Saat aku sedang mengamati tubuhnya sekali lagi, parno ternyata tahu. Ia hanya tersenyum ke arahku, aku malu dan langsung membuang muka. Tak berapa lamu, tiba-tiba ada sesuatu yang hinggap di pahaku. Ternyata itu adalah tangan parno. Aku kaget. Lalu aku memandang matanya, ia sekali lagi hanya tersenyum. Aku kaget dan semakin bingung, saat ia menggeser duduknya untuk mendekatiku. Dan setelah sudah dekat, ia langsung menyosor bibirku. Yups, bibirnya yang lumayan seksi mendarat di bibirku. Aku hanya terdiam karena bingung. Lalu ia membisikkan sesuatu di telingaku.
“gak usah malu mas” bisik parno. Kemudian, ia menciumku sekali lagi. Dan kali ini, aku membalas ciumannya. Ough...ciumannya sangat dasyat. Ia lihai juga dalam mencium. Kami berciuman dengan segenap birahi kami yang memuncak. Namun, parno menghentikan ciuman ini. Ia kemudian berdiri dihadapanku. Kepalaku tepat berada di depan selangkangannya. Ia melempar senyum le arahku sebagai kode. Dan aku paham dengan kode tersebut. Pelan-pelan, kupegang celana parno. Celana warna hitam yang terbuat dari kain biasa. Awalnya hanya kuraba dari luar. Baru kutahu apabila parno tidak memakai celana dalam. Bisa kuraba bahwa kontol parno cukup besar.
“ah...” parno mulai mendesah saat kontolna mulai kupegang. Tangannku mulai berani. Akhirnya aku tarik celana kain tersebut ke bawah, hingga sebuah kontol lonjong besar nan panjang, keluar dari sangkarnya. OMG, kontol parno sangat indah. Warna hitam kelam, dengan kepala kontol yang indah, batang kontol yang padat, 2 biji peler yang menggantung, serta bulu jembut yang tercukur rapi disekitar kontolnya. Kontol parno sudah terlihat besar padahal belum tegang sepenuhnya. Aku langsung menyukainya. Kupegang batang kontolnya, dan kukocok pelan.
“oh yeah...” desah parno sambil memegangi rambut kepalaku. Aku kocok batang kontolnya, dan kumainkan dua biji pelernya. Sedikit demi sedikit, kontolnya mulai menegang. Wow, sekarang kontolnya menjadi sangat besar. Aku sangat takjub dengan ukurannya. Karena sudah tidak sabar, aku menggunakan lidahku untuk membuat sensasi lain di kontolnya. Aku jilati seluruh bagian kontolnya dengan lidahku.
“oug...ough...” parno sekarang sampai menggelinjing.
“ah..ah...” parno sampai merem melek. Aku nikmati batang kontolnya seperti saat menikmati es krim. Bisa kucium juga, bau maskulin yang menyeruak dari sekitar kontolnya. Ah..semakin membuatku bergairah. Rak lama kemudian, aku sudah memasukkan kontol parno ke dalam mulutku.
“Ough....” gelinjing parno saat aku mulai memasukkan kontolnya ke dalam mulut. Gerakan mulutku membuat kontol parno keluar masuk dan membuat rasa nikmat. Saat kontolnya berada di dalam mulutku, kusedot dalam-dalam.
“oughhhhhhhhhh....” parno sepertinya tidak kuat menerima rasa nikmat yang kuberikan, sampai-sampai rambutku dijambaknya setiap kali aku menyedot kontolnya di dalam mulutku. Berulang-ulang kumasukkan-kukeluarkan kontol parno dari dalam mulutku.
”ough..ough..ough..” suara desahan parno yang semakin membuatku gemas. Aku mainkan juga biji pelernya dengan kuremas-remas. Rabaan jariku juga sampai di daerah sekitar lobang anusnya. Sesekali dengan nakal, aku masukkan jari telunjukku ke dalam lobangnya.
“ough...ough..enak....” gelinjing parno saat aksi itu kulakukan. Hingga setelah kurang lebih 5 menit, ia akan mencapai klimaks.
“mas..mas...ak mo muncrat..ough...” desah parno. Aku semakin mempercepat gerakan kocokan dan sedotanku pada kontolnya. Dan...
“ough..ough..arghhhhhhhhh..........” crot..crot..crot...mani kental muncrat dari kontol parno dan mengenai mukaku. Terasa hangat.
“ah..ah..ah...” nafas parno setengah-tengah karena rasa nikmat yang sedang direngkuhnya. Kontol parno langsung lemas dan kemabil keukuran semula. Lalu, parno membopongku untuk berdiri.
“makasih mas...” katanya. Kemudian ia langsung menyosor leherku dengan bibirnya. Sontak birahiku naik lagi. Parno sepertinya ingin berbuat yang lebih jauh. Saat mencium leherku, tangannya bergerilya ke seluruh tubuhku. Pantat dan tentu saja bagian kontolku ia gerayangi. Ia bahkan mendorongku ke tembok. Lalu ia merekatkan tubuhnya ke tubuhku sehingga kami sekarang berhimpitan. Lalu yang ia lakukan adalah menggesek-gesekkan kontolnya yang kembali menegang ke badanku. Kontol parno yang digesek-gesekkan tepat berada di atas kontolku yang masih berbalu celana.
“ohh...” aku pasrah dengan apa yang parno lakukan. Gerakan badannya yang menggesek-gesekkan badannya, sedikit membuat kenikmatan pada diriku. Tapi, saat semuanya belum lebih jauh...
“no..parno...kamu dimana” suara seseorang memanggil parni dari arah depan bengkel. Parno langsung menghentikan aksinya.
“itu bosku” kata parno. Ia langsung melepaskan pelukannya di tubuhku dan bergegas mengambil celana yang tadi ia tanggalkan. Aku pun juga begitu, segera membenahi pakaianku yang sedikit compang-camping dan membersihakn mukaku yang terkena mani.
“maaf mas, kapan-kapan kita lanjutkan” kata parno kepadaku sambil berlalu ke depan. Aku hanya bisa melihat sosok parno berjalan ke depan dengan rasa kecewa karena belum mendapatkan kenikmatan lebih. Setelah itu, aku ke depan dan membayar jasa perbaikan motor. Tanpa berpamitan, aku bergegas pergi dari bengkel. Di jalan, aku sudah berencana untuk menemuinya lagi dan membayangkan apa yang akan terjadi nanti.

Kejantanan Kakak Kelas

Desahan nikmat terdengar dari dalam kamar itu. Gany sedang asik mengisap kontol Randy, kakak kelasnya. Memang sudah lama Gany menyukai kakak kelasnya yang jago dalam sepak bola dan mahir di pelajaran fisika dan matematika. Dengan alasan ingin belajar fisika, Gany berhasil mengundang Randy ke rumahnya yang saat itu sepi sepulang sekolah dan dengan taktiknya sebagai homo tulen sejati sekarang ia sedang menikmati kontol Randy keluar masuk mulutnya.
Randy berbaring terlentang di atas ranjang, celananya sudah berserakan di lantai, kemeja seragamnya tersibak memperlihatkan badannya yang liat dan bukti seorang pemain sepak bola. Kontolnya 16cm dengan diameter yang pas dengan panjangnya. Dan kontol itulah yang sudah lama diincar Gany dan sedang dinikmati sekarang.
“yeaahh . . . . iseeepp . . . .ouhhh . . . suck it! Suck my cock u little cocksucker,” racau Randy
Gany tak hanya mengisap keluar masuk kontol itu. Ia juga mengulum dan menjilati kedua biji Randy. Saat menyapukan lidahnya di biji Randy, tangan kananya mengocok batang kontol Randy agar tetap ereksi. Puas memainkan lidahnya di kedua biji itu, Gany menyapukan lidahnya ke batang kontol Randy mulai dari pangkal kontol terus naik ke atas dan akhirnya menjilat kepala kontol tersebut dan mengkilik lobang pipis dengan lidahnya.
“kontolnya mantap a! nikmat! Pasti pejunya juga mantap! Mmhhhh,” kata Gany lalu kembali mengemut kontol itu.
“lu rasain ajah ntar! Cepet isep lagii!! Mmhhhh! Yeeaahhhh!” kata Randy sambil mendesah nikmat.
Gany kembali mengenyot kontol Randy sesaat lalu stop.
“kenapa brenti?” tanya Randy heran. “loe mau ngapain?” tanyanya lagi begitu melihat Gany menelanjangi dirinya sendiri.
“pengen dientot sama aa,” kata Gany lalu mengambil baby oil dari laci disamping ranjangnya.
“lu pengen gwe sodomi?’ tanya Randy meyakinkan.
“iya! Aa pasti suka degh! lobangku lebih sempit dan hangat daripada memek perempuan,” kata Gany.
“oke ajah gwe! Kan seperti yang gwe bilang sebelum mulai. Asal gwe enak dan gwe nggak bakalan ngisep punya lu gwe mau ajah,” kata Randy.
“tenang ajah! Aa cukup jadi pejantan tangguh ajah,” kata Gany
Gany lalu kembali mengisap kontol Randy sekilas lalu mengoleskan baby oil ke sekujur kontol Randy. Lalu Gany juga membasahi lobang pantatnya dengan baby oil tersebut.
Gany lalu berbaring terlentang dengan kaki mengangkang terbuka dan menyuruh Randy memposisikan dirinya diantara kedua kaki terbuka Gany.
“kontol lu kecil ya Gan! Mungil banget biar kata udah nganceng juga,” kata Randy.
“emang! Gwe nggak peduli euy! Nggak bakalan gwe pake juga,” sahut Gany.
Randy lalu mengarahkan kontolnya yang berlumur baby oil itu ke lobang pantat Gany dan mulai menekan masuk. Inci demi inci kontol itu mulai merodok masuk ke pantat Gany.
“ooohhhh!! Bener!! Lobang lu lebih mantap dan sempit!!” kata Randy saat kontolnya sudah bersarang di lobang pantat Gany.
“entot a! yang mantap!” pinta Gany binal.
Randy mulai menarik keluar kontolnya hingga tinggal kepalanya ajah dan lalu kembali membenamkan ke dalam lobang pantat Gany. Terus berulang keluar masuk keluar masuk.
“sshhhh . . . . ooohhhh . . . .hmmmm . . . .fuck yeahh . . . hoshsss ssshhhh”
“yeaahhh!! Fuck me hard stud! Ooohhhhhh!! Fuck me with ur big stud cock!! Oouugggg!!”
“oohh yeaahhh! Like my cock huh? Yeeaahhhhh!! Rasaiin niih!!”
mereka ganti posisi. Gany terlungkup dan Randy menindih diatasnya dan kontolnya terus keluar masuk lobang Gany.
“KKEEEELLLLUUUUUUAAAAAAAAAAAAAAARRRR!!” seru Randy saat kontolnya memuntahkan pejunya di dalam lobang pantat Gany. Peju yang banyak itu meleleh keluar dari lobang pantat Gany
Randy mengistirahatkan tubuhnya diatas tubuh Gany.
“gimana a? enak nggak?” tanya Gany.
“enak juga,” jawab Randy singkat.

Abang Becak Seksi

Di dekat tempat tinggalku, sering ada becak mangkal. Para abang becak di situ rata-rata penampilannya di bawah standard: tua, jelek, kurus. Tapi ada satu yang menarik mataku. Sepintas abang becak yang satu ini tidak cocok menjadi abang becak. Sungguh! Usainya pun nampaknya di antara 20 dan 30-an. Rambutnya pendek, namun terlihat tak terurus. Brewok tipis menghias wajahnya yang terkesan tangguh. Bentuk tubuhnya memang tidak kekar berotot, namun lumayan seksi juga.


Nasib memang kejam terhadapnya; padahal dia lebih cocok jadi cover boy. Sifat gatalku akan cowok kumat lagi. Dia harus kudapatkan! Mudah sekali untuk menarik perhatiannya sebab dia pun sering memperhatikanku diam-diam. Entah apa yang dipikirkannya. Mungkinkah dia juga homo? Kalau dia juga homo, pasti mudah untuk menggaetnya sebab dia takkan menolak saya yang berkulit putih dan mulus ini :) Apalagi usiaku masih muda, sekitar 20-an. Berhubung saya ngefans sekali sama dia, saya sering mengikutinya. Untungnya dia hanya beroperasi di sekitar lingkungan tempat tinggalku saja. Maka gampang sekali untuk membuntutinya.

Pernah suatu hari, kulihat dia berhenti di sebuah gang buntu. Gang itu memang sepi banget dan berlokasi di kawasan yang tertutup. Di sekitar tempat itu hanya ada puing-puing bangunan. Sejauh mata memandang, tak ada seorang pun yang berada di sekitar itu. Abang becak itu pun memarkir becaknya di sekitar tempat itu. Untungnya dia tak melihatku karena saya bersembunyi di balik tembok puing. Mengira aman, abang becak itu pun melolosi pakaiannya.

Tanpa malu, dia bertelanjang bulat, padahal saat itu masih siang hari bolong. Saya hanya bisa menelan ludah menyaksikan keindahan tubuhnya yang bagaikan patung Yunani. Otot-ototnya terpahat sempurna, atletis sekali. Dadanya bidang, seakan menantang semua orang, 'Pegang saya!' Kontolnya juga luar biasa, panjang dan nampak nikmat. Teriknya matahari membakar tubuhnya sehingga keringat mulai bermunculan. Saya ingin sekali memeluknya dan memintanya untuk mengentotinku, tapi saya tak mau terlihat murahan. Saya mau dia yang datang padaku, dan bukan saya yang datang padanya. Lagipula saya belum tahu pasti apakah dia cowok homo atau bukan. Kalau bukan, muka saya bisa dipermak habis-habisan oleh dia:)

Di balik persembunyianku, kusaksikan si abang becak itu mulai mengocok-ngocok kontolnya. Adegannya berjalan lambat dan erotis. Kontolku juga ngaceng berat dan terpaksa kukeluarkan. Sambil mebayangkan enaknya disodomi oleh abang itu, saya mengocok kontolku seirama dengan irama kocokannya.

"Hhohh.. Hhoosshh.. Oohh.." erangannya terdengar keras. Kulihat kepala kontolnya mulai bocor dengan precum. Kontolku juga sedang basah-basahnya. Kuremas kepalanya dan..
"Oohh.." Precum-ku mengalir kelaur dari kepala kontolku. Erotis sekali.

Kupercepat kocokanku. Naik-turun. Naik-turun. Kontolku terasa makin emngeras saja. Si tukang becak itu juga mulai nampak terengah-engah. Dia pasti akan segera mencapai klimaksnya.

"AARGGHH!!" teriaknya.

CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Pejuh demi pejuh disemprotkan kontolnya. Semprotan pejuh itu mendarat di tanah berdebu satu demi satu.

"OOHH!! UUGGH!! AAHH!! HHOOH!!"

Tubuhnya yang atletis dan mengkilap itu berguncang-guncang bagaikan kuda jantan yang sedang orgasme. Wajahnya menyeringai nampak kesakitan. Namun bukan rasa sakit yang dia rasakan, melainkan rasa nikmat yang tak tertahankan.

"Aahh!! oohh!!" Saya menyaksikan dengan seksama bagaimana pejuhnya muncrat keluar. Ah, andai saja saya bisa menelannya.. Tiba-tiba, badanku sendiri mulai terguncang-guncang. Saya ngecret!

CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Saya hampir saja berteriak karena nikmat tapi kutahan. Saya hanya berani mendesah nikmat saja.

"Hhoohh!! hhosshh!! oohh!! hhoohh!!" Kontolku berdenyut-denyut dengan liar. Namun karena pejuhku terlalu kental seperti jelli, pejuhku jatuh ke tanah seperti agar-agar cair.
"Oohh!! hhohh!! hhoohh!!" desahku lagi. Keringat juga membasahi tubuhku yang masih berpakaian lengkap. Begitu selesai, saya hanya mengelap kepala kontolku dengan bajuku, dan kemudian saya cepat-cepat kabur.

Setelah hari tu, saya makin sering memikirkannya. Saya ingin mendapatkannya, dan harus mendapatkannya! Maka pada suatu hari, saya menjalankan rencana bejatku. Untuk pertama kalinya, saya menaiki becaknya dan minta agar diantarkan ke rumahku. Saya berpura-pura santai dan tidak terlihat mencurigakan. Abang becak tampan itu pun nampak cuek. Sepanjang perjalanan, saya berusaha menutupi kotolku yang ngaceng di balik celanaku. Malu 'kan dilihat orang lain :)

Sesampainya kami di tujuan, saya langsung turun. Kebetulan daerah tempat tinggalku memang sepi. Maka tanpa malu saya biarkan tonjolan celanaku nampak. Abang becak itu melihat tonjolan celanaku dengan mata penuh nafsu. Saya tahu bahwa saya pasti bisa mendapatkan kontolnya! Berbohong bahwa saya tidak punya uang receh, saya masuk ke dalam sebentar sementara dia menunggu di luar. Namun saya sengaja membiarkannya menunggu dna menunggu. Mulai tak sabar, abang itu penasaran dan lalu melongok ke dalam jendela. Saya sudah menebaknya dari tadi. Oleh sebab itu, saya sudah telanjang duluan.

Tanpa malu, saya menelanjangi diriku sebulat-bulatnya di ruang tamu. Saya tahu benar bahwa mata abang becak itu mengikuti setiap gerak tubuhku. Berdiri membelakanginya, saya berpura-pura tidak tahu dan asyik meraba-raba tubuhku. Sengaja kukeluarkan erangan-erangan erotis.

"Aahh.. Oohh.. Oohh.."

Kuusap-usap putingku dan kukocok-kocok kontolku. Ah, sungguh nikmat. Tiba-tiba saya mendengar suara pintu depan dibuka, dan tak berapa lama kemudian, abang becak yang masih muda dan seksi itu pun sudah berdiri di belakangku. Saat saya berbalik dan menatapnya, abang becak itu sudah telanjang bulat. Celana dan kaus usangnya teronggok di dekat kakinya.

Penampilannya saat telanjang persis dengan yang sering kubayangkan dalam fantasi mesumku. Abang becak itu nampak sangat tampan dan seksi. Wajahnya berbrewok tipis, mungkin sudah berumur satu atau dua hari. Sekilas, dia nampak seperti salah satu anggota keluarga aktor tampan Syach. Namun wajahnya lebih menyerupai Teddy Syach, jadi abang itu kupanggil Teddy saja. Dadanya agak bidang dan berperut rata. Bulu-bulu halus tumbuh di sekitar putingnya yang coklat dan tegang. Kontolnya bersunat dan nampak tegang sekali. Kepala kontolnya masih kering, namun saya yakin bahwa sebentar lagi kepala kontol itu akan bocor, sebocor-bocornya.

"Bang, entotin saya donk," pintaku dengan intonasi erotis.

Dada telanjang yang atletis milik si abang becak itu keremas-remas. Ah, nikmatnya bersentuhan dengan dada pria macho. Kulihat si abang becak itu tak berkedip, namun matanya menyiratkan nafsu birahi yang sangat besar. Saat kupalingkan pandanganku ke bawah, kulihat kontolnya sudah ngaceng berat. Kepala kontolnya yang bersunat masih kering dan terlihat kasar. Kontol itu lumayan panjang, sepanjang kontol aktor gay yang sering kulihat di VCD porno.

Tanpa basa-basi, abang becak itu langsung memelukku dan menciumiku dengan penuh nafsu. Ciumannya begitu 'panas' dan bernafsu, seolah dia belum melampiaskan nafsu birahinya selama berbulan-bulan. Bibirku sampai terasa gepeng dicium seperti itu. Tangannya yang kuat menjelajah tubuhku dan meneliti setiap lekuk tubuhku. Sesekali putingku dipelintir dna kontolku dikocok-kocok. Saya hanya mampu menahan napas sambil menikmati semua tindak tanduknya yang bejat. Saya ingin dia memperkosaku. Saya ingin menyerahkan tubuhku untuk dia pakai, untuk memuaskan hasrat homoseksualnya. Lagipula, saya terlahir untuk dipakai cowok. Untung bagi mereka, saya tidak menagih ongkos servis:) Mungkin lain kali, saya harus mengganti biodataku saat mengisi kolom hobby. Mulai sekarang akan kutulis 'Hobby: Dientotin cowok berkontol besar' ;)

Si 'Teddy' mulai mendorongku ke bawah. Saya tahu, dia ingin dihisap. Dengan sigap, kulayani nafsu bejatnya itu. Tanpa ragu, kumasukkan kepala kontolnya ke dalam mulutku.

"Aahh.." dia mendesah saat kepala kontolnya kubungkus dengan lidahku.

Lidahku memang ahli. Teddy merasa seolah-olah lidahku seperti tangan yang sedang mencoli kontolnya. Dan rasanya memang nikmat sebab Teddy sampai kelojotan seakan-akan dia akan orgasme.

"Aahh.. Hisap terus.. Oohh.. Dasar homo.. Aahh.. Sukanya liat kontol cowok.. Aahh.. Sekarang sedot kontol gue.. Aahh.."

Teddy berkata-kata jorok dan kasar, membuatku semakin terangsang. Saya memang ingin agar dia memakai tubuhku.

"Aahh.." erang Teddy.

Sesekali dia gantian dia yang menyodok-nyodok mulutku dengan kontolnya. Saya sudah terbiasa maka saya tidak muntah. Teddy nampaknya senang diservis seperti itu. Kalau dia senang, saya pun senang. Kontolku yang ngaceng mengeluarkan precum yang jatuh menetes ke lantai. Sementara kontol Teddy sudah membasahi mulutku dengan berliter-liter precum. Cairan precum-nya terus saja keluar seolah-olah dia sedang kencing. Belum pernah saya menghisap kontol seperti itu. Tapi saya suka, sebab rasa precum jauh lebih enak dibanding pejuh.

Kusedot kepala kontolnya lebih kuat, untuk mendapatkan lebih banyak precum. Teddy mengerang-ngerang dan napasnya mulai menderu-deru. Abang becak tampan ini akan segera berorgasme. Saya makin mengerjain kontolnya sampai akhirnya dia tak tahan lagi. Pemuda itu pun berteriak-teriak, menyuarakan orgasmenya.

"AARRGGHH!! OOHH!! AARRGGHH!! OOHH!!"

Pejuhnya terlontar ke dalam mulutku dan langsung kutelan dengan perasaan bersyukur. Rasanya nikmat sekali. Teddy terus--menerus mengerang dan mengejang sampai pejuhnya habis sama sekali. Kemudian, tubuhnya yang telanjang bersimbah keringat itu pun melemas.

Saya berdiri kembali dan menciumi mulutnya. Sisa-sisa pejuhnya masih menempel di langit-angit mulutku. Dengan lapar, teddy menjilati bagian dalam mulutku dan menghabiskan sisa pejuhnya itu. Wah, Teddy memang homoseksual benaran.

"Makasih atas servis loe.. Aahh.." bisiknya smabil memelintir putingku kembali.
"Tapi gue belum sempat ngentotin loe.. Mau 'kan dingentotin kontol gue ini?" tanyanya sambil menggosok-gosokkan kontolnya ke perutku.

Saya hanya mendesah dan membalikkan tubuhku. Dengan patuh, saya mengambil posisi gaya anjing di atas lantai dan menunggu serangan kontolnya.

"AARRGGHH!!" erangku, hampir jatuh.

Kontol Teddy memaksa masuk dengan kecepatan penuh. Saya merasa seperti ditusuk tombak. PLOP! Kontol itupun masuk, namun anusku berkobar dengan rasa sakit. Tanpa menunggu, Teddy langsung menggenjot badanku. Dengan penuh nafsu, dia meraba-raba tubuhku seraya mengerjain lubang anusku. Kontolku juga ak luput dari tangannya.

"AARGGHH.. AARRGGHH.. OOHH.. AAHH.." erangku saat Teddy sibuk mengentpotin saya.

Rasanya memang enak. Kontol itu bergerak masuk dan keluar, melonggarkan anusku. Tetesan precum melumasi jalannya sehingga Teddy lebih mudah mengentotinku. Saya hanya bisa mengerang-ngerang seperti gigolo 'bottom' murahan. Kubiarkan nafsu mengendalikan diriku. Ah, nikmatnya dingentotin kontol! Tubuh kami berguncang-guncang, seirama dengan sodokkan kontolnya.

"AARGH!! AAGHH!! AAHH!! AARRGGHH!!"
"Aahh.. Gue ngentotin loe.. Aahh.. Loe doyan kontol kan? Aahh.. Gue pake badan loe.. Aahh.. Gue perkosa lobang loe.. Aahahh.. Dasar homo rendahan.. Aahh.. Mau aja diperkosa ama gue.. Aahh.. Aahh.." racau Teddy, sambil meraba-raba badanku.

Semakin dia berkata yang macam-macam, semakin dia merangsang nafsu homoseksualku. Saya senang dipakai olehnya dan ingin agar dia menuntaskan orgasmenya di dalam badanku, tanpa kondom! Lagipula, dia memang lagi mengentotin pantatku tanpa kondom :)

Tiba-tiba Teddy mulai kelojotan dan mengerang-ngerang. Wah, pejantan ini akan ngecret sebentar lagi.

"AARRGGHH!! BANGSAT! AAHH.. GUE SAMPE.. AARRGGHH..!!"

CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRREETT!! CCRREETT!! CCRROOTT!! Pejuh Teddy yang panas dan putih kental ditembakkan berkali-kali masuk ke dalam rongga tubuhku. Pejuh itu terasa hangat di dalam tubuhku. Enak sekali.

"AARRGGHH!! OOHH!! UUGGHH!! AAHH!!" Beberapa tetes pejuh bocor keluar saat kontolnya bergesekan dengan nausku. Dan kemudian, saya pun ngecret.
"AARRGGHH!!"

CCRROOTT!! CCRROOTT!! CRROOTT!! CRROOTT!! Pejuhku tersembur keluar, jauh ke depan, mengotori lantai. Teddy senang melihat diriku yang sedang kesakitan menahan orgasme. Demi menambah kesakitanku, dia sengaja mencubit putingku dan menyodok-nyodokkan kontolnya.

"AARRGGHH!! AARRGGHH!! AARRGGHH!!" CCRROTT!! CRROOTT!! Tubuhku mengejang-ngejang dan menggelepar-gelepar selama beberapa saat seperti ikan kehabisan air, lalu semuanya kembali normal.

Terengah-engah, kami berbaring di atas lantai yang penuh dengan sperma. Kami saling memeluk dan merasakan kehangatan tubuh masing-masing. Tentu saja, selama itu kami juga sibuk berciuman dan saling meraba. Kemudian, Teddy bangkit dan menciumiku. Katanya saya tidak perlu membayar ongkos becaknya sebab saya sudah membayarnya dengan lobang anusku. Sejak saat itu, saya menjadi cowok simpanan Teddy. Kapan pun dia ingin melmapiaskan nafsu birahinya, dia akan mengentotiu sampai saya berteriak minta ampun. Kebayang gak sih enaknya dientot Teddyy?? ;)

2 Abang Tukang Bangunan

Sejak masa puber, saya telah menyadari homoseksualitasku. Di mana saja dan kapan saja, saya selalu memuaskan pandanganku dengan menikmati tubuh indah para lelaki. Diam-diam saya berharap bakal ada pria homo yang menyadari keberadaanku dan mau ngentotin lubang pantatku yang ketat dan menikmati kulitku yang putih mulus. Kebetulan, orangtuaku sedang menyewa para tukang bangunan untuk meninggikan lantai.

Rumahku memang langganan banjir dan sudah saatnya untuk mengakhiri semua itu dengan meninggikan rumah. Maka sejak hari Senin, rumahku selalu penuh kesibukan. Berhubung orangtuaku kerja, maka saya selalu diminta menjaga rumah. Tentu saja saya setuju!

Sejak jam 8pagi, dua orang pekerja bangunan sedang sibuk memulai pekerjaannya. Tampang mereka jantan sekali. Meskipun kulit mereka agak gelap akibat sinar matahari, namun mereka terkesan macho sekali. Nama mereka Ujang dan Udin. Ujang lebih tua, sekitar tigapuluhan sedangkan Udin lebih muda. Nampaknya mereka teman baik. Diam-diam, saya sering mengintip mereka bekerja.

Kunikmati tubuh telanjang mereka yang berotot and berkilauan akibat keringat yang tertimpa cahaya matahari. Aahh.. Andai saja saya dapat meraba tubuh mereka. Lalu sebuah ide mesum muncul di benakku. Kebetulan, mereka sedang beristirahat di teras samping, tepat di luar kamarku sambil bercanda dan minum kopi. Tak susah bagi mereka jika mereka ingin mengintip jendelaku.

Maka saya pun menelanjangi diriku dan berbaring di ranjangku. Kontolku sudah menegang duluan, membayangkan apa yang akan terjadi berikutnya. Kuambil Men's Health Indonesia edisi Januari 2004 di mana aktor tampan Marcelino Lefrandt berpose telanjang dada. Sambil memandangi wajah Marcelino dan juga tubuhnya yang berotot, saya mulai memainkan kontolku. Sengaja kusuarakan erangan tertahanku agar Ujang dan Udin mendengarnya.

"Aahh.. Oohh.. Mm.. Uuhh.. Hhoohh.." Dan mereka mendengarnya!

Dari sudut mataku, saya mengintip ke arah jendela. Ujang dan Udin, dengan mulut ternganga, memandangiku lekat-lekat. Sengaja kumiringkan majalah Men's Health agar mereka dapat melihat objek fantasi mesumku. Kudengar Ujang berbisik.

"Gile banget! Dia homo, Din. Lihat aja, masak dia coli sambil liatin foto cowok."

Tapi beberapa saat kemudian, mereka menghilang. Saya kecewa sekali, tapi berhubung tanggung maka saya meneruskan masturbasi.

Tiba-tiba pintu kamarku terbuka lebar-lebar. Di sana berdirilah Ujang dan Udin. Keduanya telah bugil dengan tubuh masih bersimbah keringat. Untuk pertama kalinya, saya berkesempatan untuk melihat kontol mereka yang tegang berdiri. Panjangnya sekitar 15 cm, cukup lumayan untuk kontol cowok macho. Kepala kontol mereka yang ungu kemerahan menatapku dengan tajam. Tanpa bicara, mereka berdua mendekatiku dan naik ke atas ranjangku. Udin mengambil Men's Health dari tanganku dan membuangnya ke atas lantai sambil berkata.

"Loe gak butuh cowok di majalah buat muasin loe. Loe cuman butuh kami berdua."

Jantungku berdegup kencang, gugup sekali. Namun saya juga amat senang karena rencanaku berhasil. Ujang mengusap-ngusap dadaku dan meraba-raba tubuhku. Di matanya jelas terpancar nafsu birahi yang menggebu-gebu.

"Loe putih dan mulus. Gua paling suka cowok Cina."

Ujang memiringkan kepalanya lalu memaksakan sebuah ciuman pada bibirku. Tentu saja saya tak menolaknya. Dengan nafsu yang tak kalah besar, saya menciuminya. Berkat tontonan VCD gay porno, saya tahu cara mencium seorang pria. Dengan nafsu, kulumat bibir bawahnya dan kupaksakan lidahku masuk. Ujang pun nampaknya ahli dalam berciuman. Begitu bibirnya menangkap lidahku, tanpa ragu, dia langsung menyedotnya. Aahh nikmat sekali. Tidak ada rasa jijik sedikit pun meski saya harus bertukar air liur dengan Ujang.

Sementara itu, Udin memposisikan kepalanya agar dia dapat menghisap kontolku. Berhubung kontolku tak disunat, dia harus menarik kulupku ke bawah terlebih dahulu. Kepala kemerahan yang basah dengan precum pun muncul. Sebutir precum nampak menyembul keluar dari lubang kencingku yang sempit.

"Mm.. Seksi sekali," Udin berkomentar.

Lalu dengan lahapnya, kontolku ditelannya dalam-dalam. Saya hanya dapat mengerang keenakkan saat kurasakan kepala kontolku yang amat sensitive bergesekkan dengan dinding dalam mulutnya. Aahh.. Hangat dan basah.

Ujang menghentikan ciumannya. Dengan pandangan penuh nafsu, dia mengontrol kepalaku dan membimbingnya turun. Saya amat memuja tubuhnya. Cepat-cepat kujilati tubuh kekarnya yang penuh keringat itu. Benar-benar tubuh maskulin yang amat sempurna, bagaikan patung Yunani kuno. Sungguh sulit dipercaya tubuh indah seperti itu adalah milik seorang abang tukang bangunan. Dadanya kujilati dan sempat kukulum salah satu putingnya yang berwarna coklat tua. Dapat kurasakan bulu-bulu halus di putingnya menggelitik mulutku. Aahh.. Nikmat sekali.

Ujang nampak puas dengan servis jilatku. Tubuhnya berkilauan dengan air liurku, dan dia pun makin ngaceng. Kontolnya menusuk-nusuk tubuhku, seolah ingin melubanginya. Saya tahu apa yang dia mau. Maka tanpa ragu, saya pengulum kontolnya. Begitu bibirku mengatup di antara batang kontolnya, bau khas laki-laki menusuk hidungku.

Jelas sekali Ujang malas membersihkan kontolnya. Bau pejuh kering bercampur dengan keringat serta air kencing berpadu menjadi satu. Saya merasa seperti disihir. Tanpa takut dan ragu, saya mulai memompa kontolnya dengan mulutku. Kuberikan servisku yang terbaik. Kujilati kepala kontolnya, lalu lubang kontolnya, dan juga bagian bawah kepala kontolnya. Ujang mengerang-ngerang kenikmatan, sambil meremas-remas dadaku.

"AARRGH!! Ya, hisap terus kontol gua.. Hisap gue.. Kontol Ujang memang yang terbaik.. Ayo, hisap yang kuat.. Aarrgghh.."

Mendengar erangannya, saya menjadi semakin terangsang, apalagi Udin masih asyik menghisap kontolku. Ah, tak terbayang nikmatnya menghisap kontol cowok sambil dihisapin pula. Kontolku terus berdenyut, dan melelehkan cairan precum. Semuanya habis dijilat Udin yang haus akan cairan kelelakianku. SLURP! SLURP! Begitu bunyinya.

Semakin lama Udin menghisap kontolku, semakin besar keinginanku untuk ngecret di dalam mulutnya. Tekanan di dalam biji pelerku makin besar dan pelan-pelan pejuhku mulai mengalir naik. Astaga, sebentar lagi saya akan ngecret! Nafasku mulai memburu dan nampaknya Ujang dan Udin mengetahuinya. Dengan cekatan, Udin menekankan jari-jarinya tepat di bawah kontolku kuat-kuat. Dan pada saat itu pula, saya ngecret.

"MMPPHH!! UUGGHH!! MMPPHH!! MMPPHH!!" Orgasme mengguncang tubuhku.

CRROOTT!! CCRROOTT!! Kurasakan kontolku menembakkan pejuh berkali-kali, namun aneh, kenapa tak ada pejuh yang mengalir keluar. Setelah semuanya berakhir, saya terduduk lemas, tapi saya tetap menghisap kontol Ujang dengan semangat. Udin sibuk menjilati sisa precum pada kontolku. Erangan-eranganku tadi tertahan oleh kontol Ujang yang tersumpal di dalam mulutku. Erangan-eranganku bergetar-getar di dalam rongga mulutku dan merangsang kontol Ujang. Tak pelak lagi, kini giliran Ujang untuk menumpahkan cairan kontolnya.

"UUGGHH!! Bangsat! Gue mau ngecret.. Bersiaplah.."

Dengan penuh tenaga, Ujang memegang kepalaku lalu pinggulnya didorong maju sehingga kontolnya nyaris menyumbat kerongkonganku.

"AARRGGHH!!" Dengan jeritan yang memekakkan telinga, Ujang pun menumpahkan semua isi biji pelernya tepat ke dalam kerongkonganku.

CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Saya tak perlu menelannya sebab kepala kontolnya langusng menembakkan pejuhnya ke dalam perutku. Cairan hangat kental dari kontolnya meluncur turun kerongkonganku. Rasanya erotis sekali. Sambil mengejang-ngejang, Ujang menghentak-hentakkan pinggulnya dan tetap mengerang.

"UUGGHH.. AAGGHH.. OOHH.. AARRGGHH.." CRROTT!! CCRROOTT!! CRROOTT!! Dan akhirnya semuanya selesai. Tapi semua belum berakhir.

Udin memeluk tubuhku dan menggulingkannya. Dia lalu segera berbaring di samping tubuh telanjangku secara menyamping. Tubuhku menghadap ke arah lain dengan pantatku menghadap kontolnya. Tiba-tiba, dengan bernafsu, dia memelukku dan menarik tubuhku kuat-kuat.

"AARRGGHH!!" teriakku. Udin sendiri hanya menyuarakan "MMPPHH!!" saat kontol besar miliknya menghunjam masuk ke dalam lubang pantatku yang masih perjaka.

Tanpa ampun, kepala kontol itu menarik lubang anusku lebar-lebar. Kesakitan, saya meronta-ronta namun Udin memegangku dengan kuat. Ujang terangsang sekali melihat rasa sakit yang kualami; kontolnya kembali ngaceng.

"AARRGHH!! Sakit, Bang! Ampun," tangisku. Namun Udin tak mempedulikanku.

Sambil tetap menyodomiku, dia berusaha untuk berkata di antara helaan napasnya.

"Loe suka 'kan.. UGH! Kontol gue di dalam loe.. ARGH! OOHH! FUCK YOU! Gue ngentotin cowok Cina.. ARGh!"

Saya hanya dapat pasrah. Rasa sakit di anusku semakin bertambah parah saja. Kontol Udin menghajar pantatku tanpa ampun. Air mataku terus mengalir keluar, rasanya sakit tak terkira. Namun aneh, saya malah menyukainya. Udin sedang memakai tubuhku untuk kepuasan seksualnya. Entah kenapa, tapi pikiran itu malah membuatku semakin terangsang.

Selama beberapa saat, saya merasa seperti akan buang air besar. Tekanan dalam ususku bertambah besar. Lalu saya teringat akan sebuah artikel yang kubaca bahwa ketika pertama kali disodomi, perasaan palsu itu memang muncul karena usus tertipu dan mengira kontol yang sedang menyodomi itu adalah kotoran manusia.

Tiba-tiba kontol Udin mengenai sesuatu jauh di dalam tubuhku.

"AARGGHH!!" erangku.

Begitu organ itu tersentuh, tiba-tiba saya merasa 'kesetrum'. Gelombang orgasme yang luar biasa menyapu seluruh tubuhku, seakan-akan saya sedang orgasme. Ujang menatapku dengan mata berbinar-binar, ingin mencicipi pantatku, namun Udin tak mengizinkannya sebab dia sedang sibuk ngentotin saya. Maka Ujang pun menemukan ide hebat.

"Din, loe berbaring di bawah dan dia di atas. Lalu gue bakal bergabung dengan loe," katanya.
"Gue pernah liat adegan ini di film bokep homo. Dan keliatannya enak, tuh."
"Gile loe. Tapi boleh juga, tuh," sahut Udin terengah-engah.

Saya agak takut mendengar ide Ujang, namun saya juga terangsang. Doble-fuck terdengar erotis. Sakit tapi nikmat. Maka Udin pun berguling sambil tetap menyodomiku. Kini dia berada di bawah dan saya menimpa tubuhnya. Kontolnya masih tertanam di dalam lobang pantatku, memompaku tanpa ampun. Pada saat tulah, Ujang menimpa tubuhku.

Bibirnya menempel pada bibirku dan pria bejat itu kembali menciumiku. Sambil mencium, Ujang memposisikan kontolnya tepat di bawah kontol Udin yang sedang sibuk memompaku. Tiba-tiba Ujang memaksakan kontolnya masuk. Kontol itu, dibantu oleh cairan precum, mulai membuka luang anusku lebih besar lagi. Kurasakan lubangku tertarik semakin leabr, seakan ingin robek.

"AARRGGHH!!" erangku, sakit sekali.

Hal itu tidak mudah sebab lubangku ketat sekali. Ujang hampir frustasi namun dia pantang mundur. Pelan tapi pasti, kontolnya membor lubangku. Begitu ada celah, kepala kontol Ujang menyelip masuk dan terus memaksa masuk.

"AARRGGHH!! Ampun, Bang!" tangisku lagi.
"Sstt.. Diam aja. Nikmat sekali kok. Bayangkan dua kontol gede di lobang loe. Enak lagi," bujuk Ujang.

Namun saya tetap menjerit dan menjerit. Akhirnya PLOP! Kontol Ujang masuk! Kini lubangku terasa penuh sekali. Kedua kontol itu berebut tempat di dalam anusku, sesak sekali rasanya. Udin dan Ujang pun mendesah keenakkan. Kemudian, secara bergantian, mereka memompa pantatku. Ritme mereka adalah jika Udin menusuk masuk, maka Ujang akan menarik keluar; dan begitu sebaliknya. Mereka kompak sekali sampai-sampai saya terlena dibuatnya.

Rasa sakit itu pelan-pelan memudar. Sungguh nikmat sekali!! Satu lubang ketat diisi DUA KONTOL sekaligus! Bayangkan! Tubuhku terguncang-guncang, mengikuti irama sodokan kontol mereka. Tubuh Ujang yang besar dan berotot menimpa tubuhku dan menahannya di sana. Kira-kira setengah jam berlalu. Mereka memang sengaja menahan laju ejakulasi mereka untuk memperlama permainan. Oh, mereka sungguh tahu cara memuaskan sorang gay 'bottom' sepertiku. Namun, semua hal mesti berakhir, begitu pula permainan panas ini.

Kontol Udin mulai berdenyut-denyut tak karuan. Denyutannya menggesek-gesek kepala kontol Ujang dan memicu denyutannya. Berdua mereka mengerang-ngerang seakan-akan sedang dalam kesakitan yang teramat sangat. Ekspresi muka mereka pun menunjukkan rasa sakit. Namun mereka tidak kesakitan sama sekali. Sebaliknya, mereka sedang dilanda rasa nikmat yang amat teramat sangat. Rasa nikmat yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata.

"UGH! Oohh.. Hhoosshh.. Oohh.. Aahh.. Gue.. Oohh.. Mau kke.. Hhooshh.. Keluar," erang Udin, kedua tangannya mencengkeram pinggangku kuat-kuat.
"Aahh.. Gue juga.. Oohh.. Hhoosshh.. Uugh.." balas Ujang.

Semakin lama, tubuh telanjang Ujang yang menggairahkan itu semakin menekan tubuhku. Tak ayal lagi, perutnya yang kotak-kotak itu menggesek-gesek kontolku. Kontolku terperangkap dan tergesek-gesek mengikuti sodokan kontolnya. Secara tak langsung, Ujang sedang men-coli kontolku dengan perutnya!

"ARGh! Gue sampe," teriak Udin dan muncratlah pejuhnya. CRROTT!! CCROOTT!! CCRROOTT!
"AARRGGHH..!! Erangnya, panjang sekali seperti lolongan serigala.

Kepala kontolnya menggembung sedikit dan terus-menerus menembakkan pejuhnya. Kontan saja perutku dibanjiri cairan lava putih yang mendidih. Ejakulasi Udin memicu ejakulasi Ujang. Pria ganteng itu pun mulai mengejang-ngejang dan berteriak-teriak.

"UUGGHH!! OOHH!!" CRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Tubuhnya berguncang-guncang dan gerakannya memicu orgasmeku.
"AARRGGHH..!!" erangku saat kepala kontolku mulai menembakkan pejuh.

CCROOTT!! CCROOTT!! CCRROOTT!! Pejuhku tersemprot mengotori tubuhku dan tubuh Ujang. Berhubung pejuhku amat banyak, sebagian mengalir turun dan mengotori ranjangku serta tubuh Udin yang berada di bawahku. Bertiga kami mengerang-erang, terguncang-guncang, dikuasai nafsu homoseksual.

"AAGGHH!! UUGGHH!! OOHH!! AAHH!!" Dan semuanya berakhir beberapa saat kemudian.

Tubuh kami basah dengan keringat bagaikan mandi uap, dan kami kesulitan menghela napas. Rasanya capek sekali, namun juga nikmat. Kami puas sekali. Terutama Ujang dan Udin, karena mereka akhirnya dapat mencicipi enaknya ngentotin cowok Chinese sepertiku.

Begitu Ujang mencabut kontolnya, pejuhnya meleleh keluar dari lubang pantatku. Dan saat saya mengangkat tubuhku, kontol Udin terlepas diikuti dengan lelehan pejuh yang jauh lebih banyak lagi. Perutku menggembung karena pejuh, rasanya penuh sekali. Ujang tersenyum nakal padaku.

Tanpa dikomando, Udin dan Ujang mengangkat tubuhku lalu mereka membawaku keluar kamar dan masuk ke kamar mandi. Di sana, saya terpaksa harus berjongkok bermenit-menit hanya untuk mengeluarkan pejuh mereka dari lubang pantatku. Setelah itu, kami mandi bertiga sambil saling meraba-raba. Tak ayal lagi, kontol kami pun ngaceng lagi.

"Waduh, tegang lagi nih," keluh Ujang, matanya mengerdip nakal padaku.
"Mau lagi?" Langsung saja, saya mengangguk.

Tanpa basa-basi lagi, mereka kembali menyodomiku. Masih dengan double fuck tapi kali ini smabil berdiri. Saya hanya dapat mengerang-erang, nikmat sekaligus keskitan, sambil berpegangan erat-erat pada tubuh Ujang ketika Ujang menancapkan batangnya ke dalam tubuhku. Sementara itu, Udin menyodok lubangku dari belakang. Aahh nikmatnya double fuck! Tak lama kemudian, kami pun mencapai klimak dan.. Pejuh mereka kembali membanjiriku. Oh sungguh hari yang tak terlupakan!

Bercinta Dengan Suami Temanku

Saat itu ada undangan pesta di sebuah hotel di kawasan ancol, jakarta, aku tidak menduga hal itu terjadi,walau Sudah lama aku suka kagum jika melihat Hendra, dia cakep,bersih,putih, tampang oriental keren banget, kadang aku pikir dia cowok chinese paling cakep yg pernah aku lihat, tubuhnya cukup atletis, sedang tapi tegap. mukanya putih bersih, senyumnya sering membuat aku tidak bosan memandangnya. sayang dia seorang suami dari salah satu temanku.


tapi hari itu aku benar benar tidak menduga, kami bisa melakukannya. setelah pesta bubar. Hendra menghampiriku tanya bertanya
"Kamu pulang ama siap? dan naik apa?"
"Biasalah naik taxy dan lagi sendiri abis tidak ada yang mau ikut."
"Ikut gw aja, gw antar sampai di tempat, udah malam susah kendaraan."
"Thanks banget tapi kita tidak searah, gimana istri dan anak mu?"
"mereka gw antar dulu, rumahku dekat dari sini. Udahlah ayo dech !"
Aku mengikuti langkahnya menuju ke mobilnya dan singkat cerita setelah Hendra menurunkan istrinya kamilangsung menuju ke tempatku.
setiba di tempatku, aku basa basi menawarkan dia untuk singgah sebentar, ternyata dia tidak menolaknya. sampai di pintu apartmentku aku buka pintu dan dia mengikuti aku masuk ke dalam.
Lalu aku ambilkan dia minuman. Saat aku memberikan minuman wajah kami terlalu dekat, "wow, kamu cakep banget !", kataku.
Dia tidak menjawab tapi tersenyum manis sekali, saat aku berbalik arah, tanganku ditariknya sehingga aku agak kaget jatuh dalam pelukannya, tiba tiba bibirnya menyetuh bibirku dengan lembut, sesaat aku tertegun tapi jujur aku bahagia, perlahan aku nikmati dan aku balas ciumannya.
"Kamu suka ama aku, ya?", katanya.
"Aku sering lihat kamu suka memandangi aku lama lama?", katanya lagi.
"Jujurnya, kamu cowok chinese paling ganteng yang pernah gue liat, paling keren, paling bersih, mempesona", jawabku.
"Kamu mao lihat lebih detail?"
"Maksud loe?"
Lalu dia mulai membuka kancing bajunya, terlihat dada bidang putih bersih, lalu tangannya membuka celana panjangnya, tapi cepat aku tahan.
"kenapa?", dia bertanya
Aku tidak menjawab tapi aku ajak masuk dia ke dalam kamar tidurku.

Sampai dikamar,aku peluk dia aku cium bibirnya, nikmat gilaaa. Tanganku perlahan menjalar ke celananya, aku elus bagian batang kemaluannya perlahan aku elus dan kurasakan mulai mengeras, lalu aku duduk dipinggir kasur, tanganku mulai membuka ikat pinggangnya, lalu celananya kubuka, terlihat jelas penisnya mengeras,saat aku hendak melepas celana dalamnya, dia menarik aku berdiri, dia ciumi aku, aku mendesah, dia lepas bajuku, lalu celanaku, aku telanjang bugil. perlahan aku ciumi mukanya, lehernya dadanya, perutnya sampai akhirnya sampai penisnya, aku ciumi penisnya di dibalik cd nya, lalu aku buka cd nya, wow batang penis yang selama ini ingin aku liat. saat ini ada di depan mataku, putih bersih, panjang sekitar 20 cm dengan kepala merah muda, langsung aku cumbu dengan mesra, Hendra mendesah menikmati jilatan dan kulumanku, isapanku semakin lama semakin nafsu.

Hendra tidak tahan aku direbahkan diatas kasur, dengan nafsu aku dicumbu olehnya. apa yang selama ini aku harapkan terjadi, aku mengimbangi birahinya, kami bergumul dengan penuh birahi, aku tidak mengira Hendra begini hebat dalam bercinta, karena dari tampangnya yang cute dan lembut, tersimpan birahi yang mengelora.aku tidak puas puasnya menciumi Hendra yang aku kagumi selama ini.
Dengan penuh nafsu dan penis yang Full ereksi, dia minta aku nungging, lalu perlahan dia arahkan batang rudalnya ke anusku, saat itu aku merasakan sakit tapi Aku terbuai dengan ketampanan dan cumbuannya sehingga yang aku rasakan cuma nikmatnya, batang penis Hendra keluar masuk dengan mengikuti goyangan pinggulnya.
"Ooh... ooh.... yes yes... Hendra ooohhhh yesss...", aku cuma mendesah menikmati sodokan penisnya yang luar biasa nikmatnya.
"kamu suka Dave? Kamu suka ama kontol ku? kamu suka khan?. oohhh yesss ooohh."

Aku cuma bisa berkata dalam hati "siapa yang tidak suka dengan batang penis yang putih, bersih, keras, panjang, dengan pemilik yang wajahnya secakep Hendra."

Setelah itu Hendra duduk di sofa yang ada dikamarku, dan meminta aku duduk dipangkuannya, oohh, nikmatnya dan aku suka sekali karena bisa menciumi wajah cute dan gantengnya Hendra sepuas-puasnya, sambil merasakan nikmatnya batang penisnya keluar masuk.

"Oohhhh..... yesss... ooohhhh."
Aku menikmati permainan birahinya, aku kagum dengan permainannya mungkin karena aku mengagumi tubuh dan wajahnya yang menurutku mempesona dan sudah lama aku mengaguminya.
Aku minta dia ke atas kasur, dia terlentang diatas kasur, aku cumbu seluruh tubuhnya dengan penuh gairah birahi, batang penisnya aku lumat dan ciumi sepuas puasnya, aku jilati batangnya, buah zakarnya aku kulum, aku isap, aku benar benar menikmatinya.
Sampai akhirnya, dia balik aku terlentang diatas kasuk, dihujamkan batang penisnya didalam mulutku, di pukul pukulnya batang penisnya di mukaku, aku layani dia dengan nafsu, sampai akhirnya pejunya muncrat didalam mulutku, aku lumat batang penisnya Hendra mendesah...

"Oooohhhhh ooohhhh... yessss", sambil pinggulnya tetap bergerak naik turun perlahan lahan.
Lalu Hendra cabut batangnya dari mulutku, aku peluk dia, Hendra lumat bibir yang penuh pejunya. kami berciuman berguling guling diatas kasur.
"Oohh Hendra kenapa baru sekarang hal ini terjadi? kamu luar biasa luar dan dalam", kataku
"Aku juga belum pernah bercinta sepuas ini", kata Hendra.
"Kamu cakep banget, Hendra", sambil aku ciumi dia dan dia juga membalas ciumanku.

kira kira pukul 02:00 dini hari Hendra pulang, dengan memberi ciuman di bibirku dan kesempatan sebentar untuk aku mengulum batang penisnya di belakang pintu sebelum dia keluar.

Aku benar benar bahagia karena emang aku mengagumi dia. andai saat seperti ini terulang lagi.....

Ayah Tiriku

Namaku sebut saja deh Nando, nama yang keren kan? Sekarang aku sedang bingung akibat Papaku yang seksi itu loh, agaknya memang dia rada-rada biseks gitulah, soalnya dia masih tidur sama Mama tetapi dia juga sering mengajakku berfantasi "syurr" dengannya. Pekerjaanku setiap hari selalu dan selalu merenungi nasib, duh pusing aku jadinya. Ini semua salah siapa sebenarnya? aku tak tahu, apakah ini salah ayah tiriku ataukah salah Mamaku yang selalu memgabaikan aku. Dan agaknya akhir-akhir ini Mamaku selalu hanya akrab dengan Papaku, sebenarnya aku agak cemburu sih kalau melihat mereka sedang berpelukan, berciuman, ah pokoknya membuat iri.


Seperti biasa aku selalu merenung, paling-paling aku hanya melamun setiap hari di depan pintu atau seringkali aku surfing internet teknologi yang satu ini memang membuatku tergodasetiap harinya aku selalu melihat situs situs porno di dunia maya ini. Dan karena aku tertarik iklan situs gay yang terkenal maka suatu hari aku subcribe. Wah, isinya komplit semua. Dari yang Asia sampai yang selalu bikin "horny" aku, yaitu cowok cowok bule.

Saat inii aku duduk di salah satu bangku sekolah di sekolah favorite yang megah, tetapi itu tidak membuatku senang apalagi gembira, karena Ayahku tercinta telah tiada. Mungkin juga akibat Papa kandungku telah meninggal makanya dimulailah petualangan seruku di dunia gay yang panas ini.

Sampai suatu hari Mama memutuskan untuk menikah dengan seorang pria, aku sungguh terkejut mendengarnya dan sekaligus tidak menerima akan hal ini.
"Ma, aku tidak setuju Mama menikah lagi, Mama udah lupa apa yah sama Papa?" tanyaku.
"Kamu harus punya ayah nak, Mama sudah tak sanggup terus bersedih hati," Mama membalas kata kataku sambil memohon dengan tangan nya.
Aku bersikeras untuk tidak menanggapinya, oleh karena itu aku melakukan aksi demo dengan cara diam alias tutup mulut sampai kira-kira beberapa hari lamanya.
"Ma, sekali lagi aku mohon Ma, jangan lupakan ayah Ma!"
Agaknya kata-kataku tidak didengarnya.

Selang beberapa hari kemudian ketika aku pulang sekolah mataku terbelalak ketika di meja dapur tergeletak secarik kertas undangan. Oh tidak, ternyata itu adalah kartu undangan perkawian antara Mama dengan seorang laki-laki bernama Andrew. Mataku berlinang air mata dan suaraku mendadak terdiam seperti melihat hantu saja. Aku tidak bisa berkata apa-apa. Begitu malam harinya Mama sepeerti biasa pulang kerja.
"Mah, Mama masih nekat yah? Yah sudah lah Nando nggak mau lagi ngomong sama Mama lagi!"
"Terserah kamu Nan, Mama juga sudak capek mendengar rengekanmu."
Sejak hari itu aku tidak pernah bicara, tatap muka, ataupun sekedar berpamitan sekolah. Pas hari perkawinan Mama, aku sengaja minggat ke rumah nenek di Jakarta Barat. Berangkat sekolah pun aku juga berangkat dari rumah nenek.

Karena aku sangat kangen ke rumah apalagi dengan komputer kesayanganku itu, karena dengan komputer itu hobi-hobiku menyelusuri situs gay terpenuhi. Kayaknya aku sedikit "mupeng" kalau tidak sedikit melihat-lihat sesuatu yang berbau gay dan cowok-cowok seksi di internet. Apalagi yang berbau bau cowok bule yang seksi. Karena sangat kangen seminggu kemudian aku pulang ke rumahku yang nyaman. Hari sudah malam tetapi Mama dan suaminya belum pulang juga dari kantornya.

Terdengar suara mobil, tetapi aku tidak menghiraukannya, apalagi melihatnya, aku teruskan pekerjaan rutinku yaitu meng-update website-ku tentang gay karena pekerjaan ini sangat mengasyikan, dan pekerjaan ini rutin kulakukan setiap minggu, sambil update aku juga biasa berjelajah ke situs gay lainnya. Sampai tiba-tiba pintu terketuk dengan pelannya, "Nando kamu di dalam kamar yah?" Terdengar suara yang halus tapi seksi seorang pria tetapi tidak kugubrisketukan itu dan belum kubukakan pintu karena aku masih men-download picture gay.

Sesosok pria ganteng melangkah masuk ke ruanganku dengan suara langkah-langkahnya yang cool-lah pokoknya. Kulihat dari monitor komputerku yang memamtulkan cahaya lampu kamarku sesosok pria jantan berbodi "hot" membuatku "horny", lalu disketku yang penuh dengan foto-foto bugil itu kukeluarkan dari floppy-nya, yah isinya sudah bisa ditebak, yaitu file gambarcowok bule yang lagi "naked". Maksudku adalah inginku upload ke site-ku itu.

Tiba-tiba aku dipeluk seorang pria yang berbadan kekar dan berbau harum parfum yang sangat membiusku, dari kemejanya yang sudah tipis itu kulihat bahwa dia berbulu dada yang lebat, dan tiba-tiba sambil menciumku, dia berkata,
"Jadi ini anak Papa yah? cakep juga yah."
"Teruskan bermain komputer biar pinter yah!"
"Biar pintar?"
"Papa ke kamar mandi kamu yah soalnya air panas di kamar mandi sebelah sedang rusak."
Hah! mimpi apa aku semalam di rumah nenek? Papaku begitu ganteng, gumamku. Sejenak aku melihat ke sekitar ruanganku. Hah! Papa sedang mandi tak menutup pintunya, tetapi dia tetap santai tak menganggapku. Badannya yang kekar berbulu dan yang penting lagi "barang ajaib"-nya yang kata orang di bilang "kontol" dia usap-usap dengan sabun mandiku yang ada di kamar mandi sekaligus kamar masturbasiku setiap hari, terang saja batang kemaluannya itu bereaksi dengan cepat.

Oh my God! besar sekali sekitar 23 cm. Tampak dari kejauhan batang kemaluannya yang berwarnaputih ke coklatan lalu dia selesai mandi, dengan dibalut dengan handuk ku yang tipis, ia melangkah ke depanku dengan PD-nya, karena wajar saja dengan bodinya yang hot itu semua orang pasti tambah PD, padahal aku yang sedang download gay movie, datang dari belakangku langsung memelukku.
"Hah, kamu ini sedang apa Nando?" tanyanya.
"Papa nggak percaya, kamu ternyata.."
Tapi entah kenapa dan bagaimana Papa ikut melihat film yang selesai ku-download. Sungguh film yang hot membuatku terbakar dengan fantasi-fantasi yang tersirat pada film itu. Tiba-tiba telingaku terasa basah dan rasa-rasanya ada sebuah benda berdaging yang basah bergerak membuatku tambah nafsu berat. Lalu Papaku dengan suara lembut nan seksinya berkata,
"Sini kamu Papa ajarin, gini-gini Papa dulu juga pernah kayak kamu waktu Papa sekolah."

Seperti pemerkosa, tiba-tiba Papaku memelukku dengan dadanya yang bikin "horny", lalu diciumnya dan dikulumnya mulutku yang kata teman-temanku "cute" ini. Oh suck, dia mengurut-urut batangannya. Dijilatinya bajuku, wah padahal aku masih berpakaian lengkap loh! Daerah sekitar putingku dijilati hingga baju kubasah oleh air liur nafsunya. Tangannya mulai masuk ke bajuku dan membelai-belai dan menggesek-gesekkan tangannya ke puting dadaku. Akibat tak sabar maka dia membuka perlahan bajuku, celanaku. sampai tertinggal CD saja di kulitku.

"Nando ayo donk, gimana sih udah diajak Papa juga!"
"Papa kok.."
Aku terbelalak mendengar perkataannya yang mengejutkanku, ternyata di balik badannya yangseksi itu ternyata dia pernah jadi gay waktu muda dulu.
"Udah nikmatin aja yah nak."
Dia langsung menyerangku, dia mencari-cari puting dadaku, lalu dia menghisap dan menjilatinya, dan aku mengerang-ngerang tak tahan merasakannya, segera dia meraba CD-ku yang sudak sesak dengan batangan 18 cm yang sudah tegang dari tadi dan kayaknya juga sudah dibanjiri precum=ku yang bening. "Ah.. Ah.. terus Pah." Kuarahkan semua nafsu dan darahku ke batang kemaluanku agar batang kemaluanku menjadi tegang dan keras seperti ujung rudal. Dia makin menjadi-jadi dan akhirnya menghisapku dengan kuat.

"Papa, Nando pengen punya Papa donk!" Dia mengangguk lalu kami berganti posisi "69". Nikmatsekali rasanya, kujilati batangannya yang berbulu lebat sekali, dengan sesekali kukocok lalu kuhisap lagi. Papaku mengerang, "Arrgghh.." karena dia sudah tegang dengan kerasnya lalu diaberkata, "Nando, Papa mau masukin kamu yah?" Langsung saja kemaluanku dilumuri dengan ludahnyayang mengalir deras seperti liur serigala kelaparan, dan tiba-tiba tangannya memainkan jarinya ke anusku agar tidak sakit nantinya..

Selanjutnya sebuah batangan keras dan panjang juga tebal menembus anusku "Ah.. Papa.." Rasasakit luar biasa meliputi tubuhku, tetapi Papa tidak memperhatikan mimik mukaku yang sudah capai menahan batangannya yang gajah itu. "Pah, Nando capek Pah." Dia terus bergerak maju mundur menikmati anusku yang sudah mekar akibat batangannya. Kucoba dengan menikmati goyangannya yang agak "Hardcore" itu, dan sesekali kukocok kemaluanku. Sampai tiba-tiba keluar rasa nikmat yang tak tertahankan, "Pah Nando mau keluar Pah," Tiba-tiba batanganku menegang keras sekali dan "Crot.." batanganku tiba-tiba mengeluarkan cairan putih yang kental sekali dan kuarahkan sangat banyak ke muka Papa. "Pap, Nando ada hadiah nih, aargh.." Ah, rasanya seperti terbang ke awang-awang, "Nando kamu ternyata jagu semprot yah," dia malah senang sekali kelihatannya.

Papa terus goyangkan badan sampai sesaat batangannya menegang tinggi langsung gerakannya menjadi-jadi layaknya lokomotif kereta api dan dicabut dari anusku "Ahh.. Crot.." batangannya mengeluarkan sperma yang basah, dan ternyata dia membalasku. Dia membalasku dengan menembakannya ke arahku tepat di wajahku.
"Ahh.. Nando Papa bener khan, Papa juga bisa."
"Iya Pap, mulai sekarang Nando jadi anak Papa deh."
Setelah itu kami saling berpelukan tanpa busana sedikit pun. Sesaat setelah kami melepas lelah masing-masing kemudian aku menariknya kembali untuk minta mengulanginya lagi. Kami dua kali melakukanya sampai terkuras semua nafsu kami semua.

Diawali dengan meminum obat berlabel Viagra yang tersimpan di saku celana Papa. Seperti anjing kami melakukan dengan terburu-buru mengingat waktu sudah menunjukan bahwa Mama sebentar lagi pulang. Tetapi dengan nafsu yang makin membara dan membakar tubuh kami. Papa melumuri diriku dengan "gel" yang hot habis deh pokoknya. Dan dia melakukan hal yang sama dengan tubuhnya. Oh my god, "gel" ini membuat badanya menjadi super "macho", dan tanpa adagan kulum mengulum langsung saja dia memintaku menungging dengan posisi pantatku di depan batang kemaluannya.

Setelah setengah jam bergerak maju mundur akhirnya kejadian paling hot terjadi lagi."Ahhgg.. Crot.." batangannya meledak-ledak dengan peluru cairnya yang hangat itu. Kami rasa nafsu kami benar-benar habis untuk kali ini, Papa mengambil nafas lega. Oh, aku seperti di surga.
"Pap besok ajarin Nando lagi yah, abis gede banget sih."
"Iya deh."
Lalu Papa memelukku erat-erat. Sejak saat itu aku dekat dengan Papa. Setiap hari kami melakukan hal itu karena kami sama-sama hiperseks. Kami haus akan seks untuk setiap hari. Dan agaknya jadilah aku anak Papa bukan anak Mama lagi, sampai sekarang aku masih terus diajari oleh Papatanpa sepengetahuan Mama, dan kami jadi semakin dekat dan akrab. Oh Papaku Andrew yang kusayang selamanya.

Sepertinya Papa kandungku sudah mengirim gantinya agar membuatku bahagia dan tidak menderita seperti yang dikatakan orang lain, biasanya Papa tiri adalah galak dan sadis. Tapi toh buktinya Papaku Andrew sangat menyenangkan, baik hati dan sekali lagi, dia juga pasanganku yang seksi.Mungkin bila Mamaku tahu aku akan di marahnya. Oops I did it again Mom Sorry!

Kisah Cintaku Dengan Pak Kepala Desa

Perkenalkan, namaku Kasno. Aku adalah seorang pemuda berumur 18 tahun. Aku tinggal di Desa Tenajar Lor, Indramayu.

Pengalamanku ini bermula sekitar dua tahun yang lalu saat aku baru bekerja di Balai Desa sebagai pembantu Pak Sumantri, kepala desa kami. Pak Sum orang pandai. Ia bergelar Drs. Sebenarnya ia berasal dari Jakarta, namun sudah menetap di desaku cukup lama. Pak Sum berkulit putih, wajahnya ganteng dan berkumis. Ia sangat baik kepadaku. Aku sangat senang.



Pada hari pertama aku bekerja, ia memintaku untuk mengurutnya di kamarnya di Balai Desa. Begitu sampai di kamarnya, ia memintaku untuk membukakan pakaiannya. Aku merasa aneh sekaligus malu. Namun kulakukan juga. Tubuhnya tegap dan atletis. Namun entah kenapa aku senang melihat dadanya yang berbulu lebat. Ia tersenyum kepadaku. Kemudian ia menyuruhku membukakan celananya sekalian.

Aku ragu-ragu untuk melakukannya, namun ia bilang bahwa kakinya pegal dan ingin dipijit juga. Aku berjongkok di hadapannya. Perlahan-lahan kulepaskan ikat pinggangnya. Aku merasa celananya begitu menonjol. Kemudian kutarik risleting celananya, kulepaskan celananya ke lantai dan.. aku sangat terkejut melihat kontolnya yang bukan hanya tampak menonjol melainkan sudah keluar dari celana dalamnya.

Kontolnya sangat besar dan panjang. Aku bahkan dapat melihat kepala kontolnya yang tampak mengkilat karena air mani. Aku berusaha untuk menahan kegugupanku. Kulihat ia tersenyum kepadaku. Kemudian kupersilakan ia untuk tiduran agar bisa kupijit. Kupijit bagian belakangnya. Ia memintaku untuk mengurut pantatnya. Kemudian ia membalikkan badannya memintaku untuk memijit dadanya juga.

Perlahan kupijit dadanya yang berbulu lebat. Ia memintaku untuk terus memijitnya ke bagian bawah. Aku sangat gugup. Aku merasa ia akan memintaku untuk memijit kontolnya. Namun untunglah tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu kamar. Rupanya Pak Marmo, Sekretaris Desa memberitahukan bahwa ada tamu yang menunggu Pak Sum di kantornya. Pak Sum tampak kecewa namun ia kemudian memakai pakaiannya kembali. Saat memakai celananya, ia meminta aku menarik risleting celananya. Tampaknya ia berusaha agar aku memperhatikan kontolnya yang ngaceng. Buru-buru kulakukan itu.

Ia tersenyum sambil berkata, "Enak betul pijitanmu Kas, besok lagi ya".

Aku hanya mengangguk sambil menarik napas lega. Keesokan malamnya, aku menonton televisi di Balai Desa. Sekitar pukul 10 malam, aku dibangunkan Pak Sum. Rupanya aku ketiduran di depan televisi. Lalu Pak Sum menyuruhku agar pindah tidur di kamarnya. Lantaran sudah mengantuk, aku menurutinya. Sekitar tengah malam, Pak Sum membangunkanku. Aku terkejut melihatnya. Ia sudah telanjang, hanya mengenakan celana dalam. Kemudian ia membuka celana dalamnya dan memperlihatkan kontolnya kepadaku.

Aku terkesiap melihat kontolnya yang sangat besar, panjang dan berbulu lebat. Kemudian ia berusaha membuka bajuku. Aku berusaha menolak, namun ia terus memaksa. Akhirnya aku menyerah, kubiarkan ia membuka bajuku, bahkan kemudian celana panjangku. Ia tampak senang melihat celana dalamku, lalu kemudian mengelus dan meremasnya. Pak Sum kemudian menindih tubuhku. Dadanya yang berbulu lebat menindih dadaku. Ia kemudian mencumbu bibirku. Aku berusaha untuk menghindar namun ia terus melakukannya.

Aku menyerah, kubiarkan ia menciumi bibirku. Ciumannya sungguh menggebu-gebu. Mula-mula aku merasa risih, merasakan bibir dan kumisnya dibibirku. Lalu ia menciumi leherku, kemudian dada dan bahkan ketiakku. Aku merasa aneh namun aku diam saja. Ia terus menciumiku, perutku bahkan kemudian.. Celana dalamku. Aku terkejut ketika ia menciumi celana dalamku dengan penuh nafsu. Ia kemudian berusaha untuk membukanya.

Aku berusaha mencegahnya namun ia berkata, "Ayolah Kas, nggak apa-apa, kamu pasti suka" sambil terus memaksa.

Aku membiarkan ia membukanya. Ia tampak senang melihat kontolku. Ia menggenggam kontolku yang rupanya juga sudah ngaceng. Kemudian ia menciuminya. Astaga, tak bisa kupercaya melihatnya mencium dan menjilati kontolku dengan penuh nafsu. Mula-mula pelirku, kemudian terus naik ke batang kontolku. Akhirnya sampailah ia ke bagian kepala kontolku. Ia melirik ke arahku sambil tersenyum. Aku menahan nafas menanti apa yang akan dilakukannya. Kemudian ia menundukkan kepalanya dan.. Mencumbui kepala kontolku.

Aku tak bisa melukiskan betapa nikmat rasanya merasakan lidah dan bibirnya menjilat dan mencumbu kepala kontolku. Aku memejamkan mata, rasanya aku berada di awang-awang. Ia pun tampak sangat menikmatinya. Kemudian ia memasukkan batang kontolku ke dalam mulutnya. Ia menghisap dan mempermainkan batang kontolku di dalam mulutnya. Tanpa sadar aku mendesah penuh kenikmatan. Ia terus menghisap kontolku. Gerakannya bervariasi. Kadang-kadang lembut, kadang ia bahkan menggigitnya pelan-pelan. Aku sungguh merasa nikmat.

Kemudian akupun merasa kenikmatanku memuncak. Akhirnya aku mengeluarkan air maniku. Aku memejamkan mata. Kupikir Pak Sum akan berhenti menghisap kontolku. Namun ternyata ia terus menghisapnya. Bahkan ia terus menjilati kepala kontolku sampai benar-benar bersih dari air maniku. Akhirnya ia berhenti. Kemudian ia membaringkan tubuhnya disampingku.

Ia tersenyum sambil mengelus kepalaku dan berkata, "Bagaimana Kas, enak kan?" Aku hanya mengangguk.
Ia kemudian menindih tubuhku sambil berkata, "Mau lagi?"

Aku terdiam, tubuhku agak lemas. Namun ia terus merangsangku. Ia membimbing tanganku agar mengelus bulu dadanya. Kemudian ke kontolnya yang sangat besar itu. Dia menyuruhku untuk menggenggamnya. Aku merasa kontolku kembali gaceng. Kemudian ia memeluk dan membalikkan posisi kami sehingga kini akulah yang berada di atas tubuhnya. Ia menyuruhku untuk melakukan persis seperti yang dilakukannya kepadaku. Aku agak ragu untuk melakukannya.

Perlahan kutundukkan kepalaku, ia langsung mencumbu bibirku. Aku tak lagi menolak bahkan akulah yang kemudian dengan penuh nafsu menciumi bibirnya, lehernya terus ke dadanya yang berbulu lebat. Kuciumi dan kuelus dadanya juga ketiaknya. Tubuhnya sangat harum menggairahkan. Bahkan kujilati dan kuhisap puting susunya. Ia tampak terkejut sekaligus senang. Akhirnya aku sampai ke kontolnya. Kupegang kontolnya. Oohh.. Kontolnya sangat besar dan panjang. Panjangnya sekitar 25 cm diameternya sekitar 7 cm.

Kulihat kepala kontolnya sudah mengkilat karena basah oleh air maninya. Perlahan kudekatkan kepalaku untuk menciuminya, kemudian kucium dan kujilat dengan penuh nafsu. Pantas saja Pak Sum sangat ingin menciumi kontolku karena rasanya sangat nikmat. Kuciumi pelernya lalu naik ke atas, kuciumi bulu jembutnya yang halus kemudian batang kontolnya. Kepala kontolnya yang besar sungguh membuatku terangsang. Kujilati kepala kontolnya itu. Baunya benar-benar membuatku mabuk kepayang.

Kulihat Pak Sum memejamkan matanya karena merasakan nikmat. Kemudian aku menghisap kontolnya. Namun karena begitu besar dan panjang, mulutku hanya bisa menghisap sekitar separuh saja. Itupun mulutku terasa penuh karena ukuran kontolnya luar biasa besar. Kupermainkan kontolnya agar ia mengeluarkan air maninya. Namun ia memang luar biasa. Sesudah hampir satu jam pun ia belum juga mencapai puncak kenikmatan. Aku tak putus asa. Kuhisap terus kontolnya sambil menggenggam dan mempermainkan kontolnya.

Kemudian aku melepaskan hisapanku. Kupegang dan kudekatkan kontolku ke kontolnya. Kugesek-gesekkan kepala kontolnya dengan punyaku. Ia mendesah penuh kenikmatan. Lalu aku kembali menghisap kontolnya. Usahaku berhasil, tak lama kemudian ia mengerang lalu aku merasakan mulutku dibanjiri air maninya yang kental. Kuhisap dan kutelan air maninya. Rasanya agak sedikit asin tapi baunya sungguh membuatku mabuk kepayang. Kemudian kujilati kembali kepala kontolnya yang semakin basah karena air mani sampai bersih. Kemudian kubaringkan tubuhku disisinya.

Ia menatapku dan memujiku sambil berkata, "Kamu luar biasa, Kas".

Aku memejamkan mataku. Kupikir ia sudah lelah. Namun rupanya ia belum puas. Tangannya kembali mengarahkan tanganku agar memegang kontolnya. Astaga.. Ia memang luar biasa. Kontolnya masih tetap besar dan keras seperti semula. Kuremas kontolnya. Kemudian ia menyuruhku membalikkan badan dan menungging. Mula-mula aku tak mengerti apa yang akan dilakukannya.

Kemudian ia memegang pantatku lalu kurasakan ia menggesekkan kontolnya ke pantatku. Kurasakan kontolnya yang besar di pantatku dan aku merasa nikmat. Namun rupanya Pak Sum tidak hanya sekedar ingin menggesek-gesekkan kontolnya ke pantatku karena kemudian kurasakan ia berusaha memasukkannya ke anusku perlahan-lahan. Semula kupikir hal itu tidak mungkin karena kontolnya yang sangat besar. Namun aku salah. Ternyata kontolnya bisa masuk.

Lalu ia memelukku dan mengeluarmasukkan kontolnya persis seperti sedang mengentot. Mula-mula memang terasa sakit dan aneh. Namun kemudian ternyata rasanya nikmat dan aku menikmatinya. Aku sangat terangsang. Apalagi tangannya juga meraba-raba tubuhku dan meremas kontolku. Ia juga menciumi leherku sambil terus mengentotiku. Kurasakan ia mengguncang-guncang tubuhku semakin lama semakin cepat. Akhirnya ia mendesah, rupanya ia telah mencapai puncaknya. Kurasakan kali ini pantatku dibanjiri oleh air maninya. Namun ia tidak langsung berhenti. Ia masih terus mengentotiku selama beberapa menit. Kemudian akhirnya ia mencabut kontolnya lalu berkata..

"Ayo Kas, sekarang giliran kamu".

Aku terkejut, namun aku mengerti apa yang harus kulakukan. Ia menungging lalu kuarahkan kontolku ke pantatnya. Perlahan kumasukkan kontolku ke dalam anusnya. Mungkin karena kontolku lebih kecil, aku dapat memasukkannya lebih mudah. Kemudian aku mulai mengentotinya. Kupeluk badannya, kuelus dadanya yang berbulu lebat. Kuraba pula kontolnya. Ia sungguh luar biasa. Kontolnya masih tetap keras. Aku rasakan aku semakin terangsang. Kemudian aku merasa bahwa aku akan kembali mengeluarkan air mani. Benar saja. Tak lama kemudian aku mengeluarkannya didalam pantat Pak Sum. Aku tak kuat lagi. Kucabut kontolku. Tubuhku benar-benar lelah. Kubaringkan tubuhku. Ia kemudian berbaring di sisiku.

Ia berbisik, "Sudah capek Kas? Tidurlah. Ini sudah hampir pagi. Besok kita lanjutkan ya". Aku mengangguk.

Ia kemudian memelukku. Nikmat sekali merasakan dadanya yang berbulu lebat. Akupun tertidur dalam pelukannya. Sejak saat itu, setiap kami bisa berduaan, pasti kami menghabiskan waktu dengan berhubungan seks. Kami melakukannya di mana saja. Selain di kamarnya, kami juga melakukannya di kamar mandi, di mobilnya bahkan pernah di sebuah toko waktu Pak Sum mengajakku ke Jakarta. Ia ingin membelikanku pakaian.

Sewaktu aku sedang mencoba celana panjang baru di kamar ganti sebuah toko, ia masuk dan kemudian melihat aku sedang membuka celanaku. Lalu ia membuka celana dalamku dan menghisap kontolku. Aku terkejut dan sangat gugup namun ia terus melakukannya sampai aku membasahi mulutnya dengan air maniku. Sesudah itu bahkan ia juga menyuruhku menghisap kontolnya.

Begitulah kehidupan seksku dengan Pak Sum. Aku benar-benar berbahagia. Tak kusangka berhubungan seks dengan sesama lelaki dapat terasa begitu nikmat. Kami melakukannya tanpa mengenal waktu dan tak pernah merasa bosan. Ia sangat sayang kepadaku. Aku pun sangat mencintainya. Kami berjanji akan terus bersama, selamanya.

Reno, cintaku

hai aku karel anak smp kls 3 kebetulan sekolahan aku dibawah naungan yayasan SMA jadi sekolahku satu atap dengan sma, aku tuh belum kenal d...