Supri baru saja satu minggu di
penjara Cipinang, ketika Ahmad masuk ke sel nya. Bapak tua botak itu
menyelonong masuk begitu saja dengan mengenakan sehelai celana pendek.
"Hey..Kamu baru ya," bisik
Pak Ahmad menatap Supri yang baru saja selesai sholat.
Supri memperhatikan pria setengah
baya didepannya sambil melipat tikar. Umur Ahmad mungkin 50an dengan kepala
botak mengkilap. Kumisnya lebat hitam bertengger seperti kumis Pak Raden. Badannya
yang tegap berotot dan agak gemuk itu tidak menutupi tampangnya yang sudah
brengos.
"Iyah, Bang. " kata Supri
kalem.
" Mau ngisep ? Nanti Bapak
kasih rokok dan kopi." kata Ahmad sambil melorotkan celana Adidas
pendeknya. Tangan Ahmad diulurkan untuk memijit-mijit kontolnya yang hitam
besar itu . Sungguh pemandangan yang menjijikkan bagi Supri. Kontol Ahmad besar
dan hitam legam, seperti batang pisang. Tegang lagi.
" Jangan , Bang..saya...
nggak... pernah.." kata Supri terbata-bata.
"Ayolah....Kamu jangan lagak
sombong. Kalo nggak mau, biarku gebukin kamu" kata Ahmad marah sambil
maju. Dipegangnya tangan Supri yang hanya memakai sehelai celana dalam putih
dan dipindahkannya ke arah kontolnya sendiri yang lagi ngaceng.
" Jangan ...Bang..." kata
Supri lagi,....bergetar hebat. Di tatapnya batang kontol Ahmad yang
mengacung-ngacung, naik turun.
" Ini..ayo dipegang kontol
Bapak..udah Bapak cuci koq..bersih..." bisik Pak Ahmad sambil mencengkram
tangan Supri. Erat sekali. Dengan ragu-ragu, Supri menyodorkan tangannya untuk
menyentuh " burung"nya Pak Ahmad.
"Yah..." desis Pak Ahmad
ketika tangan Supri sudah memegang batang kontolnya yang tegang. Supri tak
berdaya. " Ayoh..pijitin...Elus-elus tuh kontol." lanjut Ahmad dengan
desah nafasnya yang memburu-buru.. Supri pun dengan enggan dan jijik, tapi
terpaksa, mulai mengelus-elus kepala kontolnya yang bentuknya seperti jonggol
besar. Warnanya kemerah-merahan. Dielus-elusnya dengan jari jempolnya,
sedangkan keempat jarinya yang lain masih menggenggam erat batang kontolnya
Ahmad yang sudah menegang. Sekali-kali, Supri mengocok-ngocok batang kontolnya
yang keras itu. Tangannya sesekali menyentuh bulu-bulu jembutnya yang lebat ,
tumbuh liar disekeliling pangkal kontolnya, seperti semak-semak lebat. Hatinya
yang kacau itu memikirkan rokok yang akan didapatnya dari "pekerjaan"
ini.
"Ayolah....jongkok, masukkan ke
mulut kamu..Isep kontol itu !," desis Pak Ahmad dengan nada mengancam
sekali lagi. Dengan pasrah, Supri berjongkok didepan paha Ahmad dan memasukkan
kontol Ahmad ke dalam mulutnya. Cress. Seluruh batang kontolnya udah masuk ke
mulutnya. Dikulum-kulumnya seperti mengulum es lilin. Rasanya aneh sekali. Di
biarkannya kontol itu didalam mulutnya sesaat. Dirasakannya tangan Ahmad mulai
mengelus-elus rambutnya. Batang kontol Ahmad itu rasanya keras sekali ,
berdenyut-denyut terasa hangat. Sensasi demi sensasi merangsang saraf
seksualnya, mengakibatkan dia pun ikut terhanyut dengan gerakan isep kontol
ini.
"Ayoh....Isep..lebih
kuat..." bisik Ahmad mendengus hebat. Supri mulai menghisap lebih kuat.
Memaju mundurkan kepalanya seirama dengan hisapannya. Rasanya aneh sekali. Isep
kontol ternyata asik juga, pikir Supri. Di keluarkan kontolnya sesaat dan
dengan lidahnya, Supri menjilat-jilati kepala kontol Ahmad yang membengkak
kemerahan. Bentuknya seperti jamur yang lunak. Sesekali, dia menjilat-jilat
kantung buah zakar Ahmad yang besar sekali, bergantung seperti dua buah
rambutan, lengkap dengan bulu jembutnya yang hitam. Dimasukkannya satu buah
peler itu dan dikulum-kulum. Rasanya lain sekali. Baunya jantan.
"Oh yeah.. Isep kontol
itu...". bisik Ahmad menyodok-nyodokkan kontolnya ke mulut Supri. Supri
pun mengalihkan mulutnya ke batang kontol Ahmad yang seakan menantang
keahliannya. Dimasukkannya seluruh batang kontol itu dan mulai menghisap-hisap
lagi. Kali ini, Supri yang terangsang mulai memegang kontolnya sendiri.
Masya-allah..ternyata kontolnya dari tadi sudah ngaceng juga. Di depan celana
dalam putihnya sudah basah dengan bercak "pre-cum". Jangan-jangan, dia
pun menikmati seks sejenis ini.
Ahmad terus mendorong pantatnya maju
mundur. Nafasnya memburu-buru bagaikan babi mau nyerodok. Tangannya tetap
memegang belakang kepala Supri yang berjongkok dihadapannya. Supri terus
bergenjot genjot..menghisap-hisap dengan buas. Semakin lama semakin asyik
baginya.
Tak lama kemudian ,Ahmad pun
bergetar hebat...
Dan terjadilah.....
Supri merasakan kontol Ahmad yang
didalam mulutnya itu berdenyut keras dan tiba -tiba dia merasakan hangatnya air
sperma panas yang ditembakkan ke belakang kerongkongannya. Sekali..Dua
kali...Tiga kali...Rasanya seperti kemasukkan air susu panas. Ditelannya air
sperma itu karena tak ada pilihan lain lagi. Di teguknya seperti minum air
susu. Rasanya aneh, panas, dan bau peju ..tapi enak.
Tanpa sadar, kontolnya Supri sendiri
sudah tegang dan banyak" precum" nya . Dia pun terangsang hebat
setelah menghisap kontol bapak tua ini. Tiba- tiba saja, Ahmad memegang kontol
Supri yang sudah tegang itu ddan dikeluarkannya dari celananya dalam sambil mengocok-ngocoknya.
"Oh yah..." Supri
memejamkan matanya ketika si tua itu menghisap hisap kontolnya. Tak lama
kemudian, dia pun bergetar hebat dan menyemprotkan air maninya ke dalam mulut
si tua itu, yang diteguknya habis.
Ahmad pun mencium bibir Supri dengan
lembut.
"Terima kasih..Rokoknya besok
yah..kamu harus ngisep lagi besok.." bisik Ahmad sambil mengenakan celana
pendeknya kembali dan beranjak keluar dari selnya. Supri hanya terduduk bengong
di lantai selnya dengan air peju yang masih hangat mengalir keluar dari
mulutnya. Mana rokoknya, Bang???????????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar